Mohon tunggu...
Mardiana Fitri Hanifah
Mardiana Fitri Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Awali dengan bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Interaksi Teman Sebaya Bagi Anak Usia Dini

12 Desember 2022   00:22 Diperbarui: 12 Desember 2022   00:30 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada anak usia dini perkembangan sosial anak dapat berkembang karena terbiasanya interaksi dengan teman sebaya, interaksi sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam mengartikulasikan dan mengolah bahasa.

Usia dini merupakan usia cemerlang yang memiliki arti penting karena masa ini merupakan masa  pembentukan masa depan anak (KhoiruzzadiM  et al ., 2020; We & Fauziah, 2020). Ketika seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, waktu yang dihabiskan bersama teman sebayanya melakukan banyak berbagai hal baik seperti bermain bersama, tolong menolong, maupun bertengkar. Bahkan terkadang anak mengabaikan waktu, lupa makan, lupa istirahat. Keberhasilan hubungan dengan teman sebaya pada dapat dilihat apabila anak dapat bekerjasama, berempati dan berkomunikasi dengan tata krama yang baik. Anak tidak boleh dilarang untuk bermain dengan teman sebayanya masa masa itu lah biarkan anak untuk mengeksplor kemampuannya di lingkungan sosial.

Anak tidak hanya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami ketika berkomunikasi tetapi juga dapat membicarakan topik yang dapat dimengerti dan menarik untuk orang lain yang menjadi lawan bicara. Dari segala aspek perkembangan anak teman sebaya sangat berpengaruh besar, maka dari itu sangat penting bagi anak usia dini untuk dibimbing dengan cara yang tepat agar lingkungan pergaulannya baik. Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, anak akan memilih anak yang lain sesuai dengan usianya dan dalam berinteraksi dengan teman sebaya lainnya, anak dituntut untuk dapat menerima teman sebayanya, anak harus mampu menerima persamaan usia, menunjukan minat terhadap permainan, dapat menerima teman lain dari kelompok.

Harlock dalam Mursid (2017), ada tiga proses sosialisasi yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Belajar untuk berperilaku dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. Tiap kelompok sosial (masyarakat) memiliki standarisasi atau norma-norma yang dianut oleh anggota-anggotanya dalam perilakunya untuk dapat diterima bagi sesama. Untuk dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut yang dibutuhkan bukan hanya terkait perilaku yang diterima namun juga harus menyesuaikan segala perilaku sesuai ketetapan yang ada dalam masyarakat tersebut.

2. Belajar memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat. Tiap kelompok sosial memiliki pola-pola tertentu yang dijadikan suatu kebiasaan dan telah ditetapkan dengan seksama oleh tiap anggota kelompok untuk ditaati. Misal adanya kesepatakan antara orangtua dan anak dalam kaitannya dalam bersikap (perilaku) di rumah. atau kesepakatan yang dibuat antara guru dan peserta didik di sekolah.

3. Mengembangkan sikap atau perilaku sosial kepada orang lainnya dan aktivitas yang terdapat dalam kelompok sosial (masyarakat).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun