Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bukanlah hal yang baru bagi masyarakat. Hal ini merupakan pilihan terakhir pemerintah dengan mengalihkan subsidi BBM. Hal ini didasarkan atas ucapan Presiden Jokowi dalam Konferensi Pers Presiden dan Menteri terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM yang ditayangkan pada akun Youtube Sekretariat Presiden.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengumumkan penyesuaian harga BBM terbaru, yaitu Pertalite mulanya Rp. 7.650/L sekarang menjadi Rp. 10.000/L; Solar subsidi mulanya Rp. 5.150/L sekarang menjadi Rp. 6.800/L; dan Pertamax nonsubsidi mulanya Rp. 12.500/L sekarang menjadi Rp. 14.500/L
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani pada sidang paripurna mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 terjadi lonjakan subsidi dan kompensasi untuk energi yang melebihi kuota APBN sehingga pencapaiannya melampaui di atas Rp 698 triliun hingga akhir tahun dan mengakibatkan RAPBN 2023 naik.Â
Konsumsi Pertalite di Indonesia mencapai 80% dari total bensin sehingga hal ini mengakibatkan kenaikan inflasi. Per Maret 2022, BPS telah memberitahukan adanya penurunan tingkat kemiskinan setelah pandemi.
Di tengah ramainya polemik penolakan tersebut, masyarakat kembali mengingat memori pada 2008 silam. Saat itu, sejumlah petinggi PDIP menangis tatkala Presiden SBY memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Puan Maharani pun adalah sosok yang disorot saat itu. Tangisan Puan tersebut pun sekarang menuai kontra.Â
Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera ikut angkat suara. Menurutnya, segala sindiran yang ada saat ini memang ditujukan kepada Puan Maharani yang menyebutkan bahwa sindiran tersebut merupakan wujud kemarahan publik terhadap Puan Maharani yang merupakan representasi lembaga legislatif.
Seharusnya pemerintah dapat belajar dari beberapa kali naiknya harga BBM dan memastikan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Pemerintah harus lebih cermat dalam menanggapi dampak kenaikan BBM seperti maraknya inflasi dan banyaknya kemiskinan.
Kenaikan BBM merupakan upaya pemerintah yang telah dipikirkan secara matang sehingga mereka memilih menaikkan subsidi BBM sebagai keputusan terakhir. Â
Hal tersebut sejalan dengan perkataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Periode 2009-2011, Darwin Zahedy Saleh yang menyampaikan bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar subsidi selama ini banyak dikonsumsi oleh golongan masyarakat mampu.
Lalu apa kompensasi kenaikan harga BBM itu?Â
Terdapat tiga upaya bantuan sosial yang diberikan pemerintah menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dalam hal ini Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Sosial agar memberikan bantuan sebesar Rp24,17 triliun dari pengalihan subsidi BBM.Â