Mohon tunggu...
Mardiana Hayati
Mardiana Hayati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog kemarin sore, yang terus belajar supaya makin kece :)

Hai, nama saya Dian! Psikolog yang bekerja di RSUP Fatmawati, Jakarta. Suka ngobrol dan menulis. Yuk, kenalan dengan saya! Add ig @mardiana_hayati_solehah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bullying atau Bercanda?

21 Oktober 2020   15:24 Diperbarui: 21 Oktober 2020   15:31 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Halah, kan cuma bercanda" 

"Gitu aja dianggap serius! Baperan lu!"

            

Sahabat, pernahkah kalian melontarkan komentar seperti itu saat mendapatkan teguran dari orang lain atas perilaku kalian? Atau apakah kalian mendapatkan komentar tersebut dari teman-teman kalian saat mengeluhkan perilaku mereka?

Dalam berinteraksi di lingkungan sosial, kita seringkali dihadapkan dengan situasi yang ambigu. Sahabat merasa perilaku teman sudah kebablasan dan menimbulkan ketidaknyamanan, tapi menurut teman kalian, itu hanya bercanda. Di sisi lain, Sahabat pun hanya berniat untuk membuat lelucon tapi teman kalian tidak menganggap itu sebagai perilaku yang lucu, bahkan mengganggu.

Bullying atau bercanda? Kerap terdapat kebingungan dalam mengenali gaya interaksi dengan orang lain. Apakah perilaku yang saya lakukan atau saya terima masih tergolong wajar atau sudah keterlaluan? Terutama bagi laki-laki yang gaya interaksi antar teman cenderung kasar, seperti saling menjuluki dengan nama panggilan aneh-aneh, memaki dengan mudah, dan lebih banyak berkontak fisik. Sahabat, kita coba kupas lebih mendalam lagi ya agar bisa lebih jeli membedakannya.

Situasi dapat dikatakan bercanda bila (1) semua pihak merasa senang, (2) tidak ada yang tersakiti, dan (3) semua pihak berada dalam kondisi setara. Dalam lingkup pertemanan, situasi bercanda dapat terlihat dari antar teman yang saling memanggil dengan nama orangtua. Semua orang dalam kelompok dipanggil dengan nama bapaknya dan tidak ada yang merasa keberatan dengan hal tersebut. Anggota kelompok sepakat bahwa hal tersebut hanya sekadar "lucu-lucuan", sehingga tidak tersinggung.

Pada situasi bertengkar (konflik), Sahabat mungkin bisa saling marah satu sama lain dan melakukan kekerasan fisik, misal saling memukul atau memaki antar teman, merebut barang, dll, tapi kekerasan tersebut hanya muncul selama konflik terjadi. Setelah konflik mereda atau selesai, pihak-pihak yang bertengkar dapat kembali berdamai. Pada anak-anak umumnya mereka akan mudah berbaikan dan bermain bersama lagi.

Bullying atau perundungan merupakan perilaku agresif dengan bentuk kekerasan  spesifik yang (1) bertujuan untuk menyakiti atau mengganggu, (2) terjadi berulangkali, dan (3) adanya perbedaan kekuatan antar pelaku dengan korban. Berdasarkan definisi tersebut, bullying jelas berbeda dengan bercanda maupun pertengkaran yang terjadi antar teman.

Dalam bullying, hanya satu pihak yang merasakan senang maupun kepuasan, sedangkan pihak satu lagi merasa ketakutan, tidak nyaman, dan tersakiti. Pelaku bullying pun biasanya melakukan tindak kekerasannya berulangkali untuk menunjukkan dominasinya terhadap korban. Perbedaan kekuatan itu membuat korban biasanya tidak bisa menghentikan maupun membalas tindakan kekerasan.

Sahabat, jika kamu merasa tidak suka dengan perlakuan yang kamu terima. Saat bercandaan temanmu terasa mengganggu dan membuatmu tidak nyaman, terlebih bila perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang oleh temanmu, sampaikanlah pada teman tersebut bahwa kamu tidak menyukai tindakan mereka. Laporkan bila pada orangtua maupun guru, bila tindakan tersebut makin keterlaluan dan tidak juga berhenti, setelah kamu menyampaikan keluhanmu. Jangan khawatir dianggap "lebay" atau memaklumi perlakuan temanmu dengan dalih "bercanda".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun