Mohon tunggu...
Mardiana
Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Menulislah, walau sebait kata

Menuangkan segala dibenak menjadi tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekasih Ayah adalah Guruku (bagian 5)

27 November 2020   08:02 Diperbarui: 27 November 2020   08:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Pulang sekolah Aku ingin singgah kerumah sahabat Ibu, Aku berharap dari sana akan mendapatkan informasi tentang wanita lain dalam kehidupan Ayah.

Tante Maya, sahabat Ibu dari SMP. Dirinya tinggal sendiri, Anak dan suaminya meninggal saat kecelakaan dua tahun yang silam. Di depan rumahnya banyak sekali tanaman bunga, semua tersusun rapi dan indah,  sepertinya Tante Maya sangat telaten dalam merawat bunga-bunga tersebut.

"Jadi Tante benaran nggak tau ni?" Tanya Ku , sambil Ku lihat raut wajahnya yang tak terlalu tua, masih cantik, tapi kenapa Tante Maya belum menikah lagi? 

" Ya Rio, Tante nggak tau" kemudian dirinya menyeruput secangkir teh, dan mempersilahkan padaku untuk minum teh yang sudah ada di depan ku.

Aku melihat Tante Maya berbohong, tapi Aku tak mau memaksanya. Biarlah, ada masanya nanti Ku tanyakan lagi, dan Aku berharap dirinya mau menceritakan rahasia besar ini.

Aku pamit pulang, karena jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Nanti Ibu khawatir dengan diriku. Saat ini Dia hanya punya Aku, karena Adikku bersekolah di Pesantren di kampung Ayah.

***

Malam ini, Ibu mengajak dinner disebuah resto yang biasa Ayah pesan. Suara alunan musik menyambut kedatangan Kami, Ibu sudah memesan sebuah meja di lantai dasar, dibawahnya sebuah kolam ikan, sepertinya sangat nyaman sambil menikmati makanan diatas kolam ini.

Malam ini wajah Ibu tak terlalu sedih, mungkin Dia sudah melupakan kejadian sebulan yang lalu. Tapi Aku yang masih bertanya-tanya dengan kejadian ini, siapa dan mengapa?

Untuk saat ini, Ku lupakan sesaat demi malam yang indah, demi Ibu yang ku sayang dan demi kebahagiaan yang harus diraih kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun