Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menuju Kebun Sehat: Alternatif Pengendalian Hama Tanpa Pestisida

21 Februari 2024   00:51 Diperbarui: 25 Februari 2024   00:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petani di dalam rumah kaca/Foto Joo Jesus/Sumber: pexels.com

Kita akan menjelajahi apa yang membuat pestisida berbahaya bagi tanah dan ekosistem dan melihat apa yang dapat diterapkan untuk praktik berkebun bebas pestisida.

Sebelumnya, yuk kita kenalan dulu dengan bahaya pestisida untuk lingkungan

Bagaimana Pestisida Mempengaruhi Lingkungan?

Hal pertama yang harus ada di benak kita adalah pestisida, herbisida, fungisida dan sida-sida yang lain itu bukan "obat" pertanian, melainkan racun!

Pestisida itu bahan kimia yang berasal dari berbagai campuran kemikalia, dan juga bahan alami.

Pestisida sering dipakai untuk mengendalikan atau menghilangkan organisme pengganggu tanaman, baik itu jamur, gulma, hama maupun sumber penyakit tanaman yang lain.

Pestisida dan sejenisnya masuk ke dalam tanah, badan air dan mencemarinya. Meskipun penggunaan pestisida dalam pertanian punya manfaat besar, tapi di sisi lain menimbulkan risiko lingkungan, misalnya melalui air dan tanah yang terkontaminasi.

Lebih lanjut, residu atau sisa-sisa bahan kimia yang bertahan dalam air, tanah juga dapat berdampak pada hewan ternak dan tanaman di masa mendatang.

Jadi begini, pestisida dan sejensinya itu punya bahan baku yang sering disebut bahan aktif. Nah bahan aktif ini terkadang sulit terurai di lingkungan dan akhirnya masuk ke air, dan tanah.

Saat tanaman ditanam di lahan yang terkontaminasi, bahan aktif itu diserap, ditimbun dalam tubuh tanaman, kemudian dimakan ternak, tertimbun di dalam tubuh ternak, lalu dimakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun