Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Embun Beku: Mimpi Buruk Petani Kentang di Dieng

1 Juli 2022   04:00 Diperbarui: 1 Juli 2022   11:03 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelataran Candi Arjuna tertutupi embun beku/Sumber:cdn-2.tstatic.net

Fenomena embun es kembali terjadi di Dieng pada Kamis pagi kemarin bahkan suhu tempat tersebut mencapai minus 1 derajat celcius.

Fenomena embun es ini berdampak pada usaha pertanian di sana, apalagi Dieng sudah dikenal sebagai sumber pasokan kentang, setidaknya untuk wilayah Pulau Jawa.

Kentang memang bukan tanaman pertanian asli Indonesia, tetapi karena beberapa wilayah di Indonesia seperti Dieng beriklim sesuai untuk budidaya kentang, akhirnya tanaman tersebut dibudidayakan di sana.

Jika Pembaca pernah jalan-jalan ke dataran tinggi Dieng, saat menanjak menuju daerah wisata Candi Arjuna, hamparan tanaman kentang hampir dijumpai sepanjang perjalanan.

Persoalan yang sering dihadapi para petani Dieng ketika terjadi penurunan suhu adalah rusaknya tanaman pertanian.

Tentu penyebabnya adalah embun beku atau embun upas, tetapi seperti apa kerusakannya dan bagaimana para petani, khususnya petani kentang mengatasi dampak embun upas terhadap tanaman budidaya mereka?

Candi Arjuna tertutupi kabut saat pagi hari/By Anggara Wikan Prasetya/Sumber:travel.kompas.com
Candi Arjuna tertutupi kabut saat pagi hari/By Anggara Wikan Prasetya/Sumber:travel.kompas.com

Kondisi Wilayah Dataran Tinggi Dieng

Banyak yang belum tahu bahwa Dataran Tinggi Dieng itu berada pada beberapa wilayah kabupaten namun secara administratif, Dieng berada pada wilayah Kabupaten Wonosobo (Dieng Wetan) dan Banjarnegara ( Dieng Kulon)

Wilayah Dieng umumnya memiliki suhu 6-12 derajat celcius pada malam hari dan pada siang hari sekitar 12-20 derajat celcius. Dieng memiliki ketinggian sekitar 2000-an mdpl.

Dataran Tinggi Dieng juga terkenal memiliki aktivitas vulkanik karena memiliki beberapa kawah yang menyemburkan gas, uap air, aktivitas vulkanik lainnya dan danau vulkanik seperti Telaga Warna.

Kalau boleh dibilang, Dieng menyimpan banyak misteri yang menakjubkan mulai dari sejarah purba, geologi wilayah, kondisi pertanian, kondisi fenotipe rambut gimbal serta objek wisata yang masih terus dapat ditelusuri untuk pengembangan keilmuan.

Dengan kondisi wilayah yang dimilikinya, Dieng sering kali dihadapkan dengan fenomena embun es, embun beku atau oleh masyarakat disebut embun upas.

Seberapa bahayanya fenomena ini terhadap komoditas tanaman pertanian di sana?

Pelataran Candi Arjuna tertutupi embun beku/Sumber:cdn-2.tstatic.net
Pelataran Candi Arjuna tertutupi embun beku/Sumber:cdn-2.tstatic.net

Fenomena Embun Es

Embun beku atau hoarfrost adalah femomena meteorology ketika suhu udara turun di bawah frost point dimana uap air berubah menjadi padatan atau es tanpa melalui tahapan cair.

Dengan kata lain, uap air yang adalah gas langung menjadi es tanpa melalui fase cair. Nah kristal es yang terbentuk pada satu permukaan benda ini yang dikenal dengan embun beku atau embun es.

Peristiwa alam tersebut dimungkinkan ketika puncak musim kemarau sekitar bulan Juni-Agustus di Dieng.

Akibat fenomena ini, masyarakat setempat menyebutnya sebagai bun upas atau embun upas yang merusak tanaman budidaya mereka.

Bagaiman proses terbentuknya embun upas?

Jadi ketika siang hari di musim panas, radiasi matahari langsung menyentuh permukaan bumi, dengan kondisi yang cerah tanpa adanya awan radiasi ini akan dipantulkan kembali saat malam hari.

Pemantulan ini membuat suhu permukaan bumi akan rendah dan lebih dingin dari biasanya.  Kondisi tersebut ditambah dengan kecepatan angin yang rendah, menyebabkan wilayah Dieng banyak kehilangan radiasi bumi.

Radiasi bumi hilang atau berkurang karena tadi, tidak terbentuk tutupan awan yang bisa menyerap dan memantulkan radiai matahari untuk menghangatkan bumi.

Karena hilangnya radiasi tersebut, suhu Dieng di malam dan menjelang pagi hari bisa mencapai status di bawah titik nol.

Embun beku ini banyak ditemui di daerah datar atau lembah misalnya pelataran Candi Arjuna dan juga menutupi rerumputan.

Peristiwa alam ini menjadi masalah, jika tanaman budidaya seperti kentang di Dieng terselimuti embun beku.

Jika hal tersebut terjadi, sudah bisa dipastikan akan sangat merusak dan merugikan petani kentang.

Bagaimana embun beku ini merusak tanaman kentang?

Ilustrasi embun beku atau hoarfrost pada tanaman/Sumber:cms.accuweather.com
Ilustrasi embun beku atau hoarfrost pada tanaman/Sumber:cms.accuweather.com

Sel yang Terkoyak

Pernah dengar teori tentang sel?

Sel itu bagian penyusun makhluk hidup yang paling kecil. Jadi secara sederhana, tubuh makhluk hidup adalah sebuah organisasi di dalam organisme baik hewan maupun tumbuhan.

Sel akan membentuk jaringan, jaringan membentuk organ, organ membentuk sistem organ dan sistem organ membentuk organisme atau individu.

Nah setiap tanaman memiliki sel, dimana dalam sel biasanya terdapat cairan sel atau kadang juga disebut plasma sel.

Sampai di situ dulu, kemudian pertanyaan lanjutan nih, antara fase cair dan fase padatan (es) kira-kira mana yang volumenya bertambah?

pertanyaan itu menjadi pengantar untuk melihat seberapa rusaknya embun beku terhadap tanaman budidaya.

Baiklah, sebelumnya sudah diketahui bahwa di dalam sel ada cairan sel atau cairan plasma. Selanjutnya, yang melindungi sel dan semua isinya adalah tugas dari selaput yang dikenal dengan membrane plasma.

Karena tanaman kentang itu adalah kumpulan sel, yang memiliki cairan plasma dan dilindungi membrane plasma, maka ketika terpapar embun beku cairan itu akan membeku dan mengeras.

Saat cairan berubah menjadi padatan atau es, volume es itu bertambah, akibatnya membrane plasma yang melindungi sel tersebut akan pecah.

Pecahnya atau koyaknya membrane ini menyebabkan semua isi sel keluar dan menyebabkan sel itu mati.

Karena permukaan daun kentang paling banyak terpapar embun beku, maka sudah tentu banyak sel di organ daun akan mati.

Saat sel mati, organ daun akan kehilangan kemampuan utamanya yaitu sebagi tempat "memasak" makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan kentang dan warna daun cenderung kehitaman.

Organ daun menjadi penting sebab di sanalah proses fotosintesis terjadi. Saat fotosintesis terganggu, fisiologis kentang ikut terganggu sehingga umbi kentang yang menjadi komoditas pertanian akan sulit terbentuk.

Itulah mengapa fenomena embun beku ini oleh masyarakat setempat disebut embun upas atau embun racun (upas = racun) karena begitu terpapar, tanaman kentang mati, bahkan kerusakan akibat embun ini mencapai 30-85 persen.

Lantas, bagaiman langkah pencegahan kerusakan pada tanaman kentang?

Petani kentang menyirami tanamannya/By Uje Hartono/Sumber:akcdn.detik.net.id
Petani kentang menyirami tanamannya/By Uje Hartono/Sumber:akcdn.detik.net.id

Langkah Pemuliahn Pasca Embun Beku

Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa kerusakan di bawah 30 persen masih bisa diselamatkan dengan cara penyiraman.

Hanya saja penyiraman ini diperlukan perhitungan matang sebab kelebihan airpun malah mendatangkan serangan penyakit karena kelembaban yang tinggi.

Untuk mengatai kelebihan air ini ada sebuah metode yang dikenal dengan MISI HEMPAS.

Metode ini pada dasarnya menggunakan sistem penyiraman secara otomatis dengan sprinkle, yang dilengkapi sensor pembacaan suhu dan kelembaban.

Sprinkle otomatis ini menggunakan pompa air yang terhubung dengan mikrokontroles berbasis Ardiuno Uno dengan sensor DHT11 serta saklar.

Selain dengan sistem irigasi sprinkle, ada juga petani yang menggunakan tanaman pelindung yang mana nantinya daun tanaman pelindung tersebut akan melindungi tanaman kentang dari paparan langsung embun beku.

Referensi:

[1],[2],[3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun