Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kancing Rumah: Tradisi Mendirikan Rumah ala Soa Mahaluruk-Rumday Latdalam

6 September 2020   15:04 Diperbarui: 6 September 2020   16:41 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama secara sadar dan jujur harus diakui bahwa penulisan ini hanya dari sudut pandang saya, yang sifatnya tidak mutlak sehingga jika ada yang ingin menambahkan untuk melengkapi, dengan sangat terbuka saya menerimanya. 

Semoga dengan penambahan informasi, khasanah pengetahuan pembaca akan budaya Indonesia semakin diperkaya.

Kali ini saya ingin mengajak pembaca untuk berkunjung sejenak ke Desa Latdalam, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). Di Tanimbar sendiri sudah barang tentu umumnya satu desa sudah pasti terdapat satu bahasa daerah yang dituturkan turun temurun dari leluhur.

Namun berbeda dengan desa lainnya di wilayah KKT, Latdalam sendiri memiliki keunikan yaitu dalam satu desa terdapat dua bahasa daerah yang dipergunakan dalam kehidupan masyarakatnya dan bahasa tersebut masih terpelihara dan dituturkan sampai sekarang. 

Orang Latdalam biasanya menyebutkan wilayah di kampung itu dengan sebutan muka kampung dan blakang kampung. Bahasa yang dituturkan orang muka kampung adalah bahasa Yamdena, sedangkan orang blakang kampung menuturkan bahasa Selaru. 

Penutur bahasa Selaru, diperkirakan sudah ada sejak terjadi migrasi leluhur dari Pulau Selaru untuk mendiami tempat baru yang sekarang dikenal dengan desa Latdalam ini.

Keunikan lainnya adalah turunan dari masyarakat desa ini memiliki tradisi untuk menamakan anak-anaknya dengan nama tanah (bukan nama sesuai sistem klasifikasi tanah, beda) atau nama kampung atau lazimnya dikenal dengan nama hindu. 

Tapi nama hindu di sini belum tentu ada hubungan dengan agama Hindu ya. Sedangkan dalam hal pembangunan rumah, pamali jika kerabat dan keluarga tidak diikutsertakan. 

Fokus tulisan ini akan membahas tentang budaya yang terus dipelihara masyarakat tentang tata cara pendirian rumah, namun sebagai pengantar terlebih dulu saya ingin menjelaskan tentang falsafah dan ikatan kekerabatan masyarakat setempat berikut ini.

Candaan antar sesama saudara sambil menunggu ibadah pendirian menara rumah dimulai| Sumber : Dokumentasi pribadi
Candaan antar sesama saudara sambil menunggu ibadah pendirian menara rumah dimulai| Sumber : Dokumentasi pribadi

Away Eras yang Menyatukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun