Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perundungan Lagi

1 September 2020   11:01 Diperbarui: 1 September 2020   10:57 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Klikdokter.com/gambar sebagai ilustrasi

Kembali lagi kabar perundungan memakan korban. Dikutip dari liputanindonesia.co.id bahwa di Surabaya seorang dokter muda meninggal secara tragis. Dalam liputannya disebutkan diduga kematian sang dokter akibat bunuh diri dengan dugaan awal dirundu seniornya.

Perilaku ini tidak hanya dilakukan dan dialami anak atau remaja, orang dewasa-pun yang harusnya lebih bijak dan lebih dinilai matang secara psikologi malah menjadi pelaku bahkan korban dari perilaku buruk ini. Sangat disayangkan.

Bagaimana bentuk perundungan yang sering dialami ?, apa pengaruhnya dan bagaimana merespons hal tersebut ?   

Adult Bulyying

Bullying atau dalam bahasa Indonesia disebut perundungan adalah sebuah perilaku agresif ketika dengan sengaja berulang kali membuat cidera, atau membuat seseorang merasa tidak nyaman. Perilaku ini bisa dilakukan oleh kolega, atasan yang mengintimidasi, pasangan yang terlalu mengontrol, direndahkan oleh keluarga atau ada tekanan dan intimidasi tetangga. Setidaknya ini adalah pengertian menurut American Psychological Association  seperti yang dikutip dari liputan6.com.

Sehubungan dengan hal tersebut, lingkungan toxic di kantor dan tempat tinggal atau dalam pergaulan turut serta membuat kita biasa saja dengan perilaku tersebut. Kadang enggak enak hati untuk negur apalagi pelakunya adalah atasan atau senior, padahal korban atau sasaran "candaan" tersebut adalah rekan kerja yang sohib bangetlah dengan kita.  Mungkin korbannya ikutan tertawa, tapi dalam hatinya betul-betul hancur. 

Hal yang paling sering terjadi sampai-sampai dianggap lumrah dalam dunia kerja adalah perunduan verbal. Misalnya mempermalukan orang dengan membandingkan tampilan mereka, menghina, ucapan-ucapan rasis, atau menilai secara negatif. Menurut klikdokter.com perundungan verbal ini sampai-sampai disebutkan salah satu jenisnya adalah menggoda. Hati-hati ya, korban godaan bukan cuma kaum hawa loh kadang kaum adam-pun bisa jadi korban godaan yang menjurus ke arah pelecehan seksual.  

Selanjutnya ada perundungan fisik, dimana terjadi intimidasi secara fisik seperti melempar benda, meludahi orang, mengepalkan tangan seolah-olah ingin menonjok dan lebih parah adalah pemerkosaan atau kekerasan dalam rumah tangga, yang umumnya dialami oleh kaum wanita, termasuk di dalamnya pelecehan seksual baik di kantor, dan di dalam angkutan umum. 

Jenis perundungan berikut, sangat marak akhir-akhir ini. Kalau saya istilahkan perundungan teknologi 4.0. Karena, kemajuan teknologi informasi, tidak membuat penggunanya maju, malah mundur peradabannya. Contoh perundungan siber. Penggunaan sosmed yang awalnya untuk menjalin pertemanan, ehh malah kebanyakan diisi komentar-komentar seksisme, rasis, mempermalukan korban dengan ancaman memviralkan foto atau video, ancaman melalui surel dan bentuk-bentuk perundungan siber lainnya.

Perundungan siber sulit sekali dikontrol, bayangkan saja untuk Indonesia dari data APJII (Asosiasi jasa internet Indonesia) yang bekerjasama dengan Polling Indonesia seperti dikutip dari kompas.com, menyebutkan 49 persen netizen pernah mengalami perundungan. Hampir setengah jumlah penduduk semisal internet dan medosos sudah digunakan seluruh rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun