Mohon tunggu...
M dan S Aja
M dan S Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Daddy, Mami beserta cici dan boy tinggal di NZ

Cuma Marcel

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Menggurui Guru

24 Mei 2015   11:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Boy, can you give me some drink??" saya meminta kepada si boy karena saya memang lagi asyik ngobrol sama mami sehabis makan malam. Dia mengambilkan gelas dan mengisi air didalamnya tapi dia kemudian diam saja sembari nyengir2 melihat ke saya. "Boy, give me some drink please??" kata saya yang mengerti maksud dia ini. Yup, di permintaan pertama saya, saya meminta tanpa menggunakan kata please atau tolong. Tentu saja si boy diam dan cuma nyengir2 saja sampai saya mengatakan magic word ini. "Sorry yah boy, daddy lupa please'nya" kali ini saya menjelaskan kepada si boy sekaligus belajar dari dia ini.

"Daddy, Lidya Ko itu hebat yah" si boy memberi komen tentang pegolf asal NZ dari keturunan Korea ini. "Artinya pelatihnya itu seharusnya lebih hebat dari dia dong" dia memberi opini, yang tentu saja masuk akal. "Hhhmm tergantung dari talentnya masing2 dong boy" saya memberi opini. "Pelatih itu kan talentnya melatih, sedang Lidya Ko itu talentnya yang melakukan atau bermain golfnya" saya melanjutkan. "Sama seperti kamu yang daddy latih untuk bisa main gitar walaupun daddy sendiri tidak bisa bermain gitar" saya memberi contoh."Tapi yang pasti kalau daddy mau belajar gitar, nanti kamu yang bisa ajarin daddy yah" saya meyakinkan dia kalau dia itu lebih baik akhirnya dibanding saya dalam memainkan gitar.

Menjadi guru sekaligus orang tua belum tentu harus lebih bisa dari murid atau buah hati kita. Kadang guru bisa di gurui oleh muridnya atau orang tua yang harus dan mau belajar pula dari buah hati mereka. Kejadian2 ataupun dialog2 seperti contoh di ataslah yang selalu membuat saya selalu senang berkomunikasi dan berinteraksi dengan si boy maupun cici. Karena dari sinilah saya belajar bagaimana bisa menjadi guru, sahabat, motivator selain menjadi daddy bagi mereka berdua.

"Daddy, can you give me eraser" si boy meminta saya mengambilkan penghapus saat dia sedang belajar bersama saya tadi. Tentu saja saya ambilkan tapi saya hanya pegang saja itu penghapusnya sembari memandang ke dia. Kemudian dia menatap kembali ke saya dengan heran, tapi akhirnya dia menyadari dia lupa mengucapkan kata please. "See, daddy juga belajar untuk bisa menjadi lebih baik dari kamu kan??" saya tersenyum sembari memberi penghapusnya itu kepada dia. Tentu saja ucapan saya ini membuat dia senyum dan bangga. Karena walaupun dia masih 8 tahun, tapi sudah bisa membuat daddynya belajar dari dia.
78

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun