Mohon tunggu...
Wahyu Siamti
Wahyu Siamti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perempuan Perokok dalam Perspektif Sosial

13 Desember 2017   06:26 Diperbarui: 13 Desember 2017   13:56 3422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : https://www.linkedin.com/pulse/want-quit-smoking-smoke-veggie-cigarettes-how-to-quit-smoking

Merokok adalah suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Hampir seluruh lapisan masyarakat mengkonsumsi rokok, bahkan di zaman modern ini, mulai bermunculan para perempuan yang mencoba gaya hidup merokok, berawal dari coba-coba atau karena faktor internal maupun eksternal.

Sampai saat ini, perempuan merokok menjadi hal yang dianggap sudah biasa, ini menandakan bahwa terdapat pergeseran moral yang mengubah arti feminisme yang melekat pada perempuan. Feminisme itu sendiri berkaitan dengan adanya emansipasi wanita.

Wanita yang semula digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, kini dapat dipandang sebagai sosok yang mandiri dan kuat. Tak jarang wanita memiliki sifat yang berlawanan dari feminin, ada beberapa wanita yang memiliki sifat maskulin. Perempuan perokok menyalahgunakan arti emansipasi wanita tersebut dengan menganggap semua hal juga dapat dilakukan oleh perempuan. Aktifitas merokok yang pada awalnya hanya dilakukan kaum lelaki, kini menjadi hal biasa bila dilakukan oleh kaum perempuan.

Feminisme
Karakteristik wanita identik dengan Feminin. Ada beberapa macam aliran feminisme, salah satunya adalah Feminisme Liberal. Pendapat Tong (2009:2) dalam laman library.binus.ac.id menjelaskan bahwa feminis liberal memandang diskriminasi wanita yang diperlakukan tidak adil. Wanita seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk sukses di dalam masyarakat. Menurut feminis liberal, keadilan gender dapat dimulai dari diri kita sendiri.

Emansipasi Wanita
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi wanita merupakan proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan social ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Sumbangan untuk Ilmu DKV
Dalam kasus ini, Iklan layanan masyarakat merupakan salah satu program yang dapat digunakan untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat guna mengurangi atau menghindari seseorang untuk merokok. Namun, iklan layanan masyarakat tidak sepenuhnya menjamin keberhasilan dalam menghindari kasus ini. Hal tersebut menjadi tantangan untuk Desain Komunikasi Visual agar dapat menciptakan sesuatu yang lebih baik untuk mempersuasi masyarakat.

Maraknya Perempuan Perokok
Perilaku merokok yang dilakukan oleh kaum perempuan kini sudah menjadi gaya hidup atau trend yang beredar di masyarakat. Kerap kita jumpai perempuan merokok di tempat-tempat umum, seperti di jalan, kafe, bahkan sering dijumpai perempuan perokok di civitas akademis.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang untuk mencoba merokok. Novia Mustika (20) seorang perokok wanita, mengatakan bahwa rata-rata seseorang merokok disebabkan karena sudah kecanduan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi seseorang untuk merokok. Menurut Ritzer (dalam Elbadiyansyah, 2010) pada teori Behavior Sociology, yang dikutip dalam laman digilib.unila.ac.id:

"Perilaku aktor terjadi bukan hanya dikarenakan apa yang ia dapat dimasa sekarang saja, tetapi juga pengaruh dari masa lalu, dan perilaku manusia juga bukan dibentuk oleh dirinya sendiri, tetapi perilaku juga terbentuk oleh lingkungan dimana ia berada."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun