Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diskusi Senior Mahasiswa Kristen: Dari Masalah Ahok Hingga Minta Garansi NU

9 Juni 2017   06:00 Diperbarui: 9 Juni 2017   09:30 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jum'at,26 Mei 2017 yang lalu bertempat di Royal Room Hotel Danau Toba Internasional Medan  diadakan diskusi yang bertajuk "Merawat NKRI Dengan Melawan Intoleransi Dan Radikalisme". Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Forum Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Komisariat Fakultas Hukum USU, Pengurus Daerah Perkumpulan Senior GMKI di Sumatera Utara dan Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Medan.
Pada acara tersebut bertindak sebagai nara sumber Pdt.DR.Martin Lukito Sinaga ,Dosen STT Jakarta,Afifuddin Lubis,Ketua Pengurus Wilayah NU Sumatera Utara ,Prof DR Robert Sibarani,Direktur Paca Sarjana USU dan Sahat Sinurat ST MT,Ketua Umum Pimpinan Pusat GMKI serta bertindak sebagai Moderator Jahartap Pasaribu ST MT.

Acara diawali dengan mendengarkan beberapa kata sambutan. DR R.E Nainggolan tokoh kristen sumut dan pernah menjabat sebagai sekretaris daerah sumatera utara mengemukakan dengan kemajuan teknologi dunia menjadi tidak ada batas.Tetapi disisi lain kemajuan teknologi yang dengan cepat dapat menyebarkan informasi itu justru punya potensi untuk memecah belah bangsa kita dan mengancam kebhinneka an kalau yang disebarkan itu ujaran kebencian.

Kemudian pada sesi diskusi Afifuddin Lubis menyampaikan paparan bahwa sejak awal pendiriannya Nahdlatul Ulama tidak pernah berniat mendirikan sebuah Negara Islam tetapi yang diinginkan NU terwujudnya sebuah Darus Salam ,negeri yang damai, penuh keselamatan dan kedamaian.

Pada sesi tanya jawab atau diskusi mengemuka pandangan bahwa hubungan antar pemeluk agama di negeri ini terasa sangat meresahkan dan tidak dapat dipungkiri akar masalahnya bermula di Jakarta ketika Ahok menjadi calon gubernur yang kemudian ditentang sekelompok ummat islam dengan menggunakan dalil dalil agama.Suasana pilgub dki ternyata merembet ke berbagai daerah yang sedikit banyaknya memengaruhi hubungan sosial antar pemeluk agama.

Seorang peserta diskusi mengungkapkan kerinduannya pada suasana masa lalu ketika pada idul fitri dan tahun baru adanya saling kunjungan antar keluarga atau teman yang berbeda agama sehingga hubungan kemasyarakatan terasa begitu indah.

Peserta lain menyatakan semakin terasanya suasana yang intoleran dalam kehidupan bangsa kita yang kesemuanya dipicu oleh pilgub dki.
Terhadap berbagai suasana yang tidak nyaman itu muncullah pernyataan dari peserta diskusi yang membuat penulis sebagai pengurus NU merasa terharu.

Seorang peserta menyatakan walaupun di negara ini sekarang terasa menguatnya sikap intoleran tetapi masih ada rasa optimis bahwa suasana akan menjadi nyaman kembali karena ada Nahdlatul Ulama." Kami merasa nyaman serta merasa punya teman karena NU masih ada" ujarnya.
Malahan ada peserta yang dengan tegas menyatakan " Kami minta garansi NU untuk tetap utuhnya NKRI".

Terhadap berbagai pernyataan dan harapan tentang peran NU dalam memelihara kebersamaan dan menjaga keutuhan NKRI,penulis mengemukakan salah satu prinsip dasar NU ialah adanya sikap tasamuh atau toleran antar sesama walaupun berbeda agama dan suku bangsa tetapi harus selalu ditumbuhkan sikap saling menghargai. Selanjutnya dijelaskan sejak kelahirannya NU tetap memegang teguh prinsip ini karena NU meyakini dengan sikap yang demikianlah hubungan sosial kemasyarakatan dapat terpelihara dengan baik serta keberadaan NKRI dapat terus dipertahankan.

Penulis juga mengemukakan ada kalanya bagi NU juga tidak mudah mempertahankan prinsip ini karena dengan sikap yang demikianlah organisasi yang didirikan pada tahun 1926 ini secara organisasi dan kelembagaan tidak ikut ambil bagian pada Aksi 4/11 maupun Aksi 2/12.Oleh karena tidak ikut berperan serta tersebut sebahagian ummat islam mengecam NU dan dilukiskan bahwa organisasi ini lebih mementingkan NKRI daripada kehormatan agamanya.

Sikap NU yang meminta dan sekaligus mendukung pembubaran organisasi islam radikal juga dicemooh oleh sebahagian ummat islam.Mereka antara lain menyatakan terasa aneh sikap NU yang mendukung pembubaran ormas islam sementara disisi lain Gerakan Pemuda Anshor ,badan otonom kepemudaan NU menjaga gereja di malam natal dan tahun baru.

NU yang mengutamakan keutuhan NKRI bukan berarti organisasi yang didirikan Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari ini tidak menghargai islam dan seyogianyalah keislaman dan keindonesiaan tidak dijadikan pada posisi yang harus saling berhadapan.Seorang pemeluk islam yang baik sekaligus juga bisa menjadi warga negara yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun