Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengan Dakwah Menaklukkan Teroris

12 Juni 2017   16:42 Diperbarui: 12 Juni 2017   16:48 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagaimana yang telah ditulis pada artikel di Kompasiana " Mengejutkan,Dua Jam Bisa Menjadikan Seseorang Jadi Teroris " yang bersumber pada Kompas.com yang memberitakan uraian Ali Imron pada acara Rossi di Kompas Tv tentang bagaimana seseorang bisa jadi teroris maka menjadi lebih menarik untuk mencermati beberapa hal.
Dengan jelas Ali Imron,terpidana kasus bom Bali mengatakan bahwa perekrut pelaku bom bunuh diri selalu menggunakan ayat ayat Al Qur'an untuk mencuci otak para pelaku sehingga kemudian mereka meyakini tindakan bom bunuh dirinya adalah perbuatan jihad yang diajarkan oleh kitab suci itu.

Kalau begitu masalahnya adalah adanya ulama,kyai,ustad atau guru yang dengan sengaja menggunakan ayat ayat suci yang tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya.
Kalaulah digunakan istilah ormas islam mainstream maka dapat dipastikan para ulama ,ustadz ,kiai ,guru yang mengajarkan Jihad kepada teroris bukanlah berasal dari ormas mainstream. Karena ormas mainstream seperti Nahdlatul Ulama,Muhammadiyah,Al Djam' iatul Washliyah,Al Ittihadiah,Persis, Al Irsyad dan yang lainnya tidak pernah terdengar ada ulama nya yang mengajarkan penapsiran jihad seperti yang diajarkan para perekrut teroris.

Muncul pertanyaan apakah memungkinkan ormas islam mainstream tersebut dengan dikordinir Majelis Ulama Indonesia " menggempur" dengan dakwah para perekrut teroris tersebut serta juga menyampaikan tausyiah di desa desa yang diduga sebagai tempat bermukimnya para calon teroris tersebut.Diyakini polri sudah punya informasi yang cukup serta memiliki peta tentang wilayah wilayah pemukiman mereka. Pendekatan dakwah ini dianggap sangat penting karena kalau hanya dengan pendekatan repressif dianggap tidak cukup. Seperti yang kita saksikan para teroris melilitkan bom di tubuhnya saja mereka tidak takut apalagi menghadapi petugas dan hukum negara yang justru dianggapnya sebagai alat negaranya Thogut.

Begitu juga halnya kalau hanya dengan pendekatan keamanan masalahnya tidak selesai malahan ditembak satu muncul tunas tunas baru. Pendekatan repressif yang menangkap,menghukum bahkan menembak mati pelaku juga perlu tetapi setiap tindakan repressif akan menimbulkan rasa dendam pada diri keluarga teroris dan hal ini suatu ketika kelak akan dimanfaatkan oleh para perekrut untuk membina  calon calon teroris yang berasal dari keluarga yang menyimpan rasa dendam dimaksud.

Berkaitan dengan hal tersebutlah sangat diharapkan agar ormas islam mainstream untuk lebih memfokuskan perhatiannya menyampaikan dakwah atau tausyiah terhadap komunitas yang ditengarai sangat rentan terhadap pemahaman jihad yang salah tersebut. Pemerintah beserta jajarannya di daerah seperti pemda juga diyakini akan mendukung upaya dimaksud.

Ummat Islam juga akan mendukung upaya dakwah yang demikian karena sekarang ini muncul stigma setiap aksi bunuh diri pasti dilakukan oleh ummat islam dan dengan menggunakan dalil dalil yang bersumber dari kitab suci. Dengan upaya dakwah yang demikian semoga terorisme yang berbasis jihad akan sirna dan negeri kita ini semakin damai.

Salam Persatuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun