Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Hadapi Teori Propaganda Rusia, Sungguh Tepat Jokowi Ajak Masyarakat Cek Kebenaran Data Pernyataan Prabowo

16 Februari 2019   03:53 Diperbarui: 16 Februari 2019   04:13 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Propaganda Rusia itu mengajarkan, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya, jejali masyarakat dengan berbagai pernyataan palsu sehingga pada sebuah titik, masyarakat menjadi yakin dengan semburan kebohongan itu.

Berbagai kebohongan yang disampaikan itu jelas-jelas tidak ditopang data dan fakta yang akurat. Namanya saja kebohongan, tentulah tidak akan ada data atau fakta yang menjadi rujukannya.

Teori semburan kebohongan ini punya tujuan, agar mereka yang diserang bisa dikalahkan karena masyarakat menjadi yakin bahwa sasaran yang dituju semburan itu memang tidak becus.

Teori Propaganda Rusia ini tidak peduli dengan konten yang disampaikannya. Paling banter kalau ketahuan bohongnya ya minta maaf kepada masyarakat.

Permohonan maaf itupun disampaikan sesudah membela pernyataan - pernyataannya yang penuh kebohongan itu. Kalau permainan silat lidah sudah tidak mempan, barulah permintaan maaf disampaikan.

Semburan kebohongan yang ditujukan ke Jokowi sangat dahsyat yang efeknya bertahun - tahun masih tetap terasa .

Sebutlah, misalnya, semburan kebohongan yang menyatakan Jokowi PKI atau sekurang - kurangnya ia turunan PKI sampai sekarang masih meninggalkan bekas sehingga sekitar 9 juta penduduk negeri ini masih percaya tentang isu itu.

Menjelang Pilpres 2019 ini berbagai pernyataan - pernyataan yang kadangkala tidak didukung oleh data dan fakta yang  akurat, terus disemburkan ketengah - tengah masyarakat .

Kadangkala pernyataan itu didramatisir, diheboh - hebohkan yang pada gilirannya membuat masyarakat takut tentang masa depan negeri ini.

Kemudian beberapa kejadian diperpolitisir. Disebut diperpolitisir karena kejadian yang sesungguhnya bukan seperti itu. Bahkan kejadian yang tidak ada hubungannya dengan Pemerintah pun dikait - kaitkan dengan penguasa .

Hal yang paling anyar kita bisa lihat tentang Salat Jumatnya Prabowo Subianto pada hari ini, Jumat, 15 Februari 2019 di Masjid Kauman Semarang . Dimunculkan berita bahwa penguasa mengintervensi Takmir Masjid untuk melarang Prabowo Salat Jumat di masjid itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun