Sesungguhnya keinginan untuk "menjewer" PP Muhammadiyah itu bukanlah kali pertama dikemukakan oleh Amien Rais.
Pada Tabligh Akbar dan Resepsi Milad Muhammadiyah di Islamic Centre Surabaya, Selasa, 21 November 2018, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu telah menyatakan hal yang sama.
"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu akan saya jewer." ucap Amien Rais.
Terhadap peringatan Amien Rais ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan, tidak ada yang berubah dari Muhammadiyah dalam menyikapi politik praktis. Haedar menyebut jika Muhammadiyah masih pada khitahnya, netral dalam setiap pagelaran pemilu.
Hal tersebut dinyatakan Haedar seusai menghadiri pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII, Senin, 27 /11/2018. (merdeka.com,26/11/2018).
Walaupun Ketua PP Muhammadiyah telah menyatakan sikap organisasinya, tetapi keinginan Amien Rais untuk menjewer Pimpinan Pusat ormas yang pernah dipimpinnya itu ternyata tidak pernah surut.
Tidak salah kalau menyebut Amien Rais ingin menyeret Muhammadiyah ke politik praktis terutama pada Pilpres 2019.
Saya bukanlah anggota Muhammadiyah karenanya tidak dapat mengukur sejauhmana masih kuatnya pengaruh Amien Rais pada organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan itu.
Dan juga saya tidak paham bagaimana implementasi kata jewer yang diungkapkan Amien Rais itu. Tetapi yang jelas, pimpinan organisasi sekarang berada di tangan Haedar Nashir dan ia telah menyatakan bahwa Muhammadiyah tetap pada khittah dan netral dalam setiap pagelaran pemilu.
Walaupun Ketua Umum PP Muhammadiyah telah menyatakan sikapnya tetapi Amien Rais tetap menyatakan akan menjewer PP Muhammadiyah.
Kita tentu paham mengapa Amien Rais begitu bersemangat mendorong Muhammadiyah agar menyatakan pro capres 02. Pertanyaannya, akankah Muhammadiyah berubah dengan "ancaman" Amien Rais itu?Â
Salam Pilpres!