Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggembirakan Saat Cagub dan Cawagub Jatim Saling Puji

19 Januari 2018   02:50 Diperbarui: 19 Januari 2018   03:11 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara sederhana, Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada adalah sebuah peristiwa demokrasi saat mana seorang pemilih menggunakan hak pilihnya untuk menentukan kepala daerah yang menurutnya layak untuk memimpin daerah tempat dimana pemilih tinggal dan melakukan aktivitas sehari hari. Dalam pengertian yang demikian akan ada harapan bahwa pengembangan sebuah daerah akan lebih baik jika dipimpin oleh kepala daerah pilihannya.

Berangkat dari pengertian tersebut maka seorang pemilih pada dasarnya akan menjatuhkan pilihannya kepada sebuah pasangan calon karena beranggapan konsep konsep pengembangan daerah akan dapat diwujudkan oleh tokoh yang dipilihnya. Dengan demikian seorang pemilih menentukan pilihannya karena dipengaruhi 2 hal yakni  konsep yang ditawarkan serta ketokohan pasangan yang ikut bertarung dalam kontestasi demokrasi itu.

Andainya tokoh pilihannya kalah dalam Pilkada maka hal tersebut harus dimaknai sebagai kekalahan yang demokratis karena ternyata mayoritas pemilih lebih menyukai tokoh lain ketimbang tokoh yang dijagokannya. Pada tahap yang demikian, pemilih tersebut harus berlapang dada menerima kekalahan tersebut.

Pada hakekatnya hal yang demikianlah yang diharapkan muncul dalam setiap peristiwa demokrasi termasuk dalam Pilkada. Namun hal tersebut akan dapat terwujud apabila pasangan calon ( paslon) dan tim suksesnya juga punya pandangan yang sama tentang arti sebuah Pilkada. Apabila paslon dan tim suksesnya punya pandangan ,harus memenangkan Pilkada dengan segala cara maka yang muncul kemudian adalah sikap " harus menang dengan cara apapun".

Kalau sudah sampai pada pandangan yang demikian maka sangat dikhawatirkan proses demokrasi itu akan tercederai . Akan muncul upaya memenangkan  pertarungan dengan menggunakan kekuatan uang atau money politik.Akan muncul upaya mengeksploitasi issu SARA untuk meraih kemenangan .Kalau hal yang demikian yang dilaksanakan maka para paslon dengan sengaja telah merusak jiwa pemilih serta dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa .

Karenanyalah para paslon punya peran besar dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Para paslon lah yang berada pada Garda terdepan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa kalah atau menang dalam pertarungan Pilkada adalah hal yang biasa dalam kehidupan demokrasi.

Kalah dalam Pilkada bukan berarti bangsa akan hancur.Kalah dalam Pilkada bukan berarti kehidupan akan berhenti berjalan. Dalam pemahaman yang demikianlah ,para paslon harus mampu  memberi contoh kepada masyarakat bagaimana seharusnya komunikasi tetap berjalan dengan baik terhadap mereka yang dianggap sebagai lawan dalam proses Pilkada.

Para paslon harus memperlakukan lawannya tetap sebagai mitra dalam kehidupan berbangsa dan bukan sebagai musuh yang harus dihabisi. Pengertian " lawan" dalam kontestasi demokrasi bukanlah kelompok yang harus dibunuh ,tetapi " lawan " bermakna sebagai adu konsep ,adu pemikiran dan adu ketokohan.

Dengan pemahaman proses Pilkada yang demikianlah ,seharusnya kita gembira ketika baru baru ini acara " Mata Najwa" menghadirkan para paslon pilgub Jawa Timur. Sebagaimana diberitakan detiknews ,pada acara " Mata Najwa" yang ditayangkan Trans TV,17 Januari 2018 itu ,Puti Guntur Sukarnoputra ,memuji Khofifah Indar Parawansa bakal calon gubernur yang berpasangan dengan Emil Dardak.

Puti yang merupakan pasangan bakal calon Wagub nya Syaifullah Yusuf menyatakan ,Khofifah Indar Parawansa sebagai sosok yang mampu membuat perempuan tidak kalah dengan laki laki. " saya melihat Ibu Khofifah merupakan salah satu perempuan Indonesia yang bisa menjadi contoh bahwa kami perempuan tidak kalah dari laki laki " ujar Puti di acara " Mata Najwa".

Selanjutnya Puti mengatakan " Ini juga yang membuat saya terjun di dunia politik dan bersama sama ingin membangun Jawa Timur". Pada acara " Mata Najwa " itu juga,Emil Dardak memuji Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul. " Saya sangat kenal dengan Gus Ipul .Beliau seseorang yang benar benar spontan ,juga mampu mencairkan suasana.Dan kita melihat bahwa beliau sangat merakyat.Saya sendiri terlepas dari kompetisi ini akan  selalu respect dengan Gus Ipul",tutur Emil yang kini menjabat sebagai Bupati Trenggalek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun