Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tepatkah Sikap Anies-Sandi Tidak Datang pada Peringatan Aksi 4/11?

5 November 2017   07:33 Diperbarui: 5 November 2017   08:47 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rasanya masih baru terlaksananya Aksi Bela Islam 4 November 2016.Pada saat itu suasana  politik Ibu Kota terasa panas dan gerah dalam atmosfir Pilgub DKI 2017. Pada 4/11 itu jutaan ummat Islam bergerak dari Masjid Istiqlal berjalan secara damai menuju halaman depan Istana Negara.
Aksi Bela Islam itu dipicu oleh pernyataan Ahok tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu menyangkut Al Maidah 51. Oleh karena Ahok mengkaitkan ayat tersebut dengan pilgub DKI dan kemudian ia mengatakan kalimat " dibohongi pakai....." ,muncullah tuduhan bahwa ia melakukan penistaan terhadap ayat suci Al Qur'an.

Masyarakat Islam melakukan protes terhadap perkataan Ahok itu terlebih lebih sesudah Buni Yani pada 5 Oktober 2016 mengunggah potongan video pidato Ahok tersebut.Mulailah muncul  tuntutan agar Ahok dihukum dan dipenjarakan. Majelis Ulama Indonesia Pusat pada 11 Oktober mengeluarkan fatwa yang intinya mengatakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama telah melakukan penistaan,penghinaan terhadap Al Qur'an dan juga tethadap ulama. Sehari sebelum Fatwa MUI itu diterbitkan,Ahok telah menyampaikan permohonan maafnya.

Tetapi kelihatannya permohonan maaf itu sudah terlambat .Ummat Islam sudah tersinggung,MUI sudah menerbitkan Fatwa maka sebahagian Ummat Islam menuntut agar Ahok dihukum diproses secara hukum kemudian dipenjarakan. Tuntutan sebahagian Ummat Islam itu semakin keras menggema yang kemudian menjadi sangat massal. Terjadilah Aksi 4/11 yang fenomenal itu.Aksi ini dikordinir dan diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI (GNPF- MUI) yang diketuai oleh Bachtiar Nasir.

Walaupun aksi tersebut atas nama GNPF-MUI tapi semua orang tahu bahwa otak dibalik aksi itu adalah Habib Rizieq Shihab,Imam Besar Front Pembela Islam (FPI). Secara umum Aksi 4/11 itu berjalan dengan damai walaupun selepas senja ada insiden yang terjadi. Sebuah poin penting dicapai, ketika pada pertemuan delegasi aksi dengan Jusuf Kalla dalam halmana Pemerintah menyatakan dua minggu sesudah 4 November sudah ada hasil proses hukum terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Sebelum tenggat waktu dua minggu berakhir ,oleh Polri  kemudian Ahok dinyatakan sebagai tersangka kasus penistaan agama.

Dari sudut pandang politik,penetapan Ahok sebagai tersangka merupakan hasil yang menguntungkan buat pasangan Agus-Sylvi dan juga untuk Anies-Sandiaga Uno. Setelah Aksi 4/11,kemudian oleh GNPF-MUI digelar lagi Aksi  yang cukup fenomenal juga yaitu Aksi Damai Sholat Jum'at Berjamaah di Lapangan Monas Jakarta pada 2 Desember 2016 yang dikenal juga sebagai Aksi 2/12. Sholat Jum'at berjamaah yang dihadiri oleh jutaan Ummat Islam itu menurut beberapa pendapat, merupakan salah satu Sholat Jum'at terbanyak jemaahnya di bumi ini yang dilaksanakan di lapangan terbuka.

Aksi 2/12 juga dilaksanakan dengan thema besar " Penjarakan Ahok". Tetapi dari sisi politis ,Aksi 2/12 tidak mencapai hasil optimal oleh karena tidak lama menjelang pelaksanaan Sholat,Jokowi,JK,Panglima TNI,Kapolri dan beberapa pejabat tinggi negara ikut gabung Sholat Jum'at di Lapangan Monas. Seusai Sholat,Jokowi menyampaikan sambutan singkatnya yang justru menumbuhkan simpati dari sebahagian peserta Aksi.Kemudian keberanian Jokowi-JK datang menemui massa dipuji oleh banyak kalangan. Walaupun Aksi 2/12 mengusung thema berkaitan dengan kasus hukum Ahok tetapi banyak orang mempersepsikan  Aksi tersebut juga ditujukan kepada Jokowi.

Karenanya kehadiran Jokowi di Monas itu menjadi bisa meredam amarah yang mengarah ke Istana.Malahan banyak orang yang menyebut Jokowi telah membuat langkah politik yang tepat dengan hadir dan Sholat Jum'at di Monas itu. Selanjutnya pada masa pilgub DKI yang lalu itu terlihat sangat jelas penggunaan simbol simbol keagamaan untuk menenangkan pasangan Anies -Sandi yang pada putaran kedua berhadapan dengan Ahok -Djarot.
Dari beberapa momen, terlihat adanya hubungan baik antara Anies-Baswedan dengan Habib Rizieq.

Beberapa momen tersebut kemudian ditapsirkan oleh khalayak bahwa FPI dan organisasi pendukung Aksi Bela Islam memberi dukungan penuh kepada mantan Rektor Universitas Paramadina itu. Mulai muncul kehawatiran kalau Anies-Sandi memenangkan pertarungan di DKI maka nantinya Anies-Sandi akan berada dibawah pengaruh kuat organisasi organisasi Islam yang disebut sebahagian orang sebagai Islam garis keras. Muncul kehawatiran bahwa Anies-Sandi akan memberlakukan syariat Islam di Jakarta.Muncul kecemasan banyak kalangan bahwa pasangan itu tidak akan bisa menjaga suasana kondusifitas masyarakat Jakarta yang majemuk.

Tentulah Anies-Sandi bisa membaca kehawatiran yang demikian.Tentulah pasangan itu memahami bagaimana konfigurasi politik di Ibu Kota termasuk perimbangan kekuatan yang ada di DPRD DKI. Karenanya sesudah dilantik sebagai Gubernur -Wakil Gubernur pada 16 Oktober 2017, Anies membuat langkah yang menunjukkan kepada publik bahwa ia adalah Gubernur untuk semua golongan. Langkah pertama yang ditunjukkannya ialah meresmikan gedung gereja Huria Kristen Batak Protestan ( HKBP) di Semper Jakarta Utara pada Minggu,29 Oktober 2017.

Pada kesempatan tersebut Anies mengatakan gereja inilah bangunan pertama yang diresmikannya sejak menjabat sebagai Gubernur. Dalam konteks, Anies adalah Gubernur semua golongan dan ia tidak berada dalam pengaruh bayang bayang penggerak Aksi Aksi Bela Islam maka ketidak hadirannya pada acara peringatan satu tahun Aksi 4/11 dinilai sudah tepat.

Seperti diketahui untuk memperingati setahun Aksi 4/11,maka di Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru,Jakarta Selatan diadakan acara antara lain Sholat Subuh berjamaah pada Sabtu 4 November 2017. Acara itu sendiri diselenggarakan  oleh Alumni 212. Menurut penyelenggara,Anies Baswedan Gubernur DKI dan Sandiaga Uno,Wakil Gubernur diundang pada acara tersebut.Tetapi nyatanya kedua petinggi Jakarta itu tidak menghadiri acara dimaksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun