Mohon tunggu...
maratuz sholehah
maratuz sholehah Mohon Tunggu... -

فليقل خيرا أو ليسمت

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Metode Pendidikan Menurut Alqur’an

23 Juni 2015   22:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Metode pendidikan Islam secara luas adalah cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Metode yang dimaksudkan mencakup metode mengajar secara umum. Dalam ilmu pengajaran dapat ditemukan banyak metode mengajar. Dari literatur pendidikan Barat dapat diketahui banyak metode mengajar seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, bermain peran, pemberian tugas, dll. Metode yang ada akan terus bertambah sesuai kemajuan perkembangan teori-teori pengajaran. Metode-metode yang dikembangkan di Barat dapat juga digunakan untuk memperkaya teori tentang metode pendidikan Islam.

Yang dapat membantu seseorang dalam mengajar tidak hanya seperti apa metode pendidikan itu saja, akan tetapi petunjuk bagaimana rencana langkah-langkah proses pengajaran. Menurut Robert Glaster, langkah pertama membuat persiapan mengajar yakni membuat tujuan yang hendak dicapai pada jam pelajaran yang bersangkutan. Tujuan pendidikan tingkat pertama adalah menjadi manusia yang baik. Tujuan yang dimaksudkan harus khusus dan operasional. Khusus artinya tujuan itu hanya mencakup satu pola tingkah laku, sedangkan operasional maksudnya memiliki tujuan yang jelas sehingga mudah dalam pengevaluasian.

Menurut al Nahlawi, metode untuk menanamkan rasa Iman adalah sebaga berikut:

  1. Metode Hiwar (dialog): percakapan antara dua pihak atau lebih secara bergantian.

Contoh hiwar di dalam al Qur’an seperti dalam QS. Al Baqarah: 30 dialog Allah dengan malaikat atau QS. Yusuf: 4 Dialog nabi Yusuf dengan ayahnya.

  1. Metode kisah: yaitu dengan menceritakan kisah-kisah Nabi, sahabat dan orang-orang sholeh kepada anak didik.
  2. Metode amtsal (perumpamaan): seperti metode ceramah. Perumpamaan akan merangsang makna yang tersirat didalamnya dan harus logis agar mudah dipahami.
  3. Metode teladan: dengan menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan. pada dasarnya anak memang suka meniru, murid-murid cenderung meneladani pendidiknya. Dan teladan untuk guru adalah Rasulullah.
  4. Metode pembiasaan: pembiasaan intinya adalah pengulangan. Guru menggunakan cara pembiasaan yang baik pada anak didik sehingga terbentuklah sikap yang akan berpengaruh di dalam hidupnya.
  5. Metode Ibrah dan Mau’idhoh. Dengan mengambil pelajaran dari peristiwa yang telah terjadi kemudin diberi mau’idhoh atau nasehat yang baik.
  6. Metode Targhib dan Tarhib: Tarhib adalah sebuah janji terhadap kesenangan, kenikmatan. Dan Tarhib adalah ancaman terhadap dosa yang telah dilakukan. Guru bisa menggunakan metode ini dalam pengajaran, siswa akan termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Buku karya Dr. Ahmad Tafsir cakupannya lebih luas, yakni membahas mengenai metode yang Al Qur’an tawarkan. Dalam buku Dr. Miftahul Huda, metode yang ditawarkan juga menggunakan metode di dalam Al Qur’an. Akan tetapi lebih khusus yaitu yang digunakan para Nabi dalam mendidik anaknya.

  1. Al Maidah: 27-31 pendidikan yang dilakukan Nabi Adam terhadap putranya Qabil dan Habil. Metode mengajar Adam kepada Qabil Habil adalah pola dialogis interaktif.
  2. Hud: 42-48 pendidikan yang diberikan Nabi Nuh kepada putranya Kan’an. Dengan pendekatan rasional teologis.
  3. As Saffat: 102-107. Pendidikan Nabi Ibrahim kepada putranya Nabi Isma’il. Ketika peristiwa perintah untuk membunuh Isma’il. Walaupun Ibrahim meyakini bahwa itu merupakan perintah dari Allah, tetapi ia masih menggunakan cara-cara dialogis dengan Isma’il untuk memahami kejiwaan anaknya. Isma’il menunjukkan sikap kepatuhan terhadap orang tua meski diberi kebebasan untuk menolak. Prinsip pendidikan yang demokratis.
  4. Yusuf: 4-5 dan 99-100 pendidikan Nabi Ya’qub kepada putranya Yusuf. Metode yang digunakan adalah prinsip problem solving yaitu, mengatasi permasalahan internal keluarganya dengan komunikasi intensif.
  5. Yusuf: 11-14, 17-18, 63-67, 81-87 pendidikan Nabi Ya’qub terhadap saudara-saudara Yusuf. Metode yang digunakan bersifat dialogis problematis dengan pendekatan logis empiris. Yaitu dengan pemberian pengalaman langsung tidak otoriter.
  6. Taa-haa: 38-39, Al Qasas: 7, 10, 12 dan 13, At Tahrim: 11 pendidikan Ayarkha dan Asiyah kepada Nabi Musa. Metode yang digunakan pertama adalah pengasuhan dan perlindungan. Dan yang kedua memberi pengalaman langsung.
  7. Luqman: 13-19 Nasehat Luqman Hakim kepada anaknya. Metode yang digunakan yaitu dengan Mau’idhoh.
  8. Ali Imran: 33-37 pendidikan Hannah dan Nabi Zakaria kepada Maryam. Pendidikan Hannah menekankan pada metode pendidikan prenatal dengan do’a dan nazar. Interaksi Zakariya dengan pola pengasuhan, bimbingan dan dialog.
  9. Ali Imran: 38, Maryam: 3-6, Al Anbiya’:89 pendidikan Nabi Zakaria kepada anaknya Nabi Yahya. Metode pendidikan prenatal.
  10. Maryam 27-33 pendidikan Maryam kepada putranya Isa as. Metode yang dilakukan dengan intuisi. Yaitu ketika ada tuduhan zina kepada Maryam bahwa Ia melahirkan seorang putra tanpa menikah. Isa yang masih bayi menghadap mereka dan menunjukkan jarinya dan berkata “Sesungguhnya Aku ini hamba Allah.” Isa berbicara untuk membebaskan ibunya dari fitnah.

Dari dua buku tersebut sama-sama berisi tentang metode-metode yang digunakan didalam Al Qur’an. Bedanya, pembagian metode dari buku karya Dr. Ahmad Tafsir menggunakan nama dari metode yang digunakan. Sedangkan dari buku karya Dr. Miftahul Huda dengan mengkaji dari kisah-kisah dalam Al Qur’an seperti kisah NabiAdam, Nuh, Ibrahim, Ya’qub, Ayarkha, Hannah, Luqman Hakim, Zakaria dan Maryam dalam mendidik anak-anak mereka. Model yang diajarkan Al Qur’an sebagai pemandu dalam membangun interaksi dalam proses pendidikan.


 

 

Sumber : Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, 2014, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun