Mohon tunggu...
Maratun Solihah
Maratun Solihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI

Mahasiswa UPI yang sedang melaksanakan KKN Tematik Pencegahan Covid-19 UPI 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mengurangi Stres pada Anak

26 Juli 2021   00:14 Diperbarui: 26 Juli 2021   01:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berkesan. Tahun saat manusia menjalani kehidupan dengan cara yang berbeda. Memaksa seseorang untuk beradaptasi dan mencoba hal baru. Berat dirasa, karena harus mengubah hampir seluruh kebiasaan, terlebih harus berjauhan dengan orang-orang yang disayang. Wabah Covid-19 menjadi penghalang bagi kita untuk beraktivitas secara bebas. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menghilangkan wabah, diantaranya dengan menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah.

Wabah ini sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang, terlebih pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), yang mana pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka atau dari rumah masing-masing. Hal ini, menyebabkan stres pada anak didik dikarenakan kesulitan dalam melakukan pembelajaran, terutama pada daerah terpencil. Callistasia Wijaya menuliskan dalam BBC News Indonesia, “Pada November tahun 2020, KPAI mencatat ada seorang siswa kelas 12 di sebuah sekolah di Kabupaten Tangerang, yang dirawat di salah satu rumah sakit, lalu dirujuk ke RSJ Grogol, Jakarta Barat, karena diduga mengalami depresi”, ditulis Kamis (18/02/21).

Salah satu dampak stres ini harus segera ditangani, karena bisa berujung pada kematian. Berikut beberapa cara mengatasi stres menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

  1. Beristirahat dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita termasuk sosial media. Terkadang terlalu banyak menerima informasi akan menyebabkan frustasi akibat terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan keadaan diri sendiri. Juga batasi penggunaan hp, tv, dan atau komputer beberapa waktu. Radiasi pada benda elektronik dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel abnormal pada otak yang menjadi pemicu kanker otak. Hal ini juga dapat dirasakan dengan sakit kepala, mudah lelah dan sulit untuk tidur, serta mengalami depresi. Terlebih anak yang sulit lepas dari benda elektronik, harus dibiasakan untuk mengurangi penggunaan benda elektronik dan dialihkan pada aktivitas lain.
  2. Jaga tubuh baik dengan latihan napas dalam, meditasi, makan makanan bergizi dan seimbang, berolahraga teratur, istirahat yang cukup, hindari alkohol rokok dan narkoba, melakukan pencegahan Covid-19, dan mendapatkan vaksin. Membentuk imunitas tubuh dengan baik dapat mengurangi dampak stres. Jika tubuh dalam keadaan sakit, pikiran bisa terpengaruh oleh keadaan dan membuat stres muncul. Perlu edukasi pada anak untuk menjaga kesehatan, perhatian dari orang tua dalam menjaga anak agar tetap sehat. Selain itu, sekolah juga dapat mengarahkan anak pada kegiatan olahraga di rumah masing-masing secara teratur.
  3. Luangkan waktu untuk bersantai melakukan aktivitas yang disuka. Melakukan aktivitas yang disuka dapat meningkatkan emosi bahagia. Berikan waktu kepada anak untuk melakukan aktivitas yang dia sukai, seperti menggambar, bermain bola, dsb. Berjalan-jalan boleh dilakukan dengan jalur yang terdekat dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
  4. Tetap terhubung dengan orang lain yang dipercaya dan saling berbagi mengenai perasaan yang dialami. Dalam hal ini, sangat diperlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua terhadap anak. Karena orang tua lah yang menjadi peran penting dalam melakukan pembelajaran.

Pembelajaran jarak jauh ini tidak bisa hanya dilakukan oleh siswa, tetapi perlu banyak dukungan dari guru, orang tua, dan pihak-pihak tertentu. Perhatian dan dukungan sangat diperlukan oleh anak saat ini. Oleh karena itu, jangan sampai kita membiarkan anak dalam emosinya sendiri.

Tetap mematuhi protokol kesehatan. Kita berusaha bersama agar dapat kembali kepada aktivitas semula dan mengembalikan keceriaan anak-anak. Semoga wabah Covid-19 ini segera berakhir. Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Sumber :

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/managing-stress-anxiety.html

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55992502

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun