Mohon tunggu...
Mara Ongku Hsb
Mara Ongku Hsb Mohon Tunggu... Pengajar

Mengajar membuka jendela memasukkan cahaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saribu pe Nadong

12 Februari 2025   13:02 Diperbarui: 12 Februari 2025   13:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Montera Production/transaction (Sumber: pexels.com) 

Semuanya tentang keuangan, karena saribu ini berasal dari bahasa Batak Angkola atau Batak Mandailing, artinya seribu rupiah sedangkan pe  diartikan pun nadong tidak ada, karena ini tentang keuangan yang menceritakan uang hanya tinggal seribu rupiah dari sejumlah banyaknya uang yang tercecer di tangan-tangan dan dompet-dompet manusia lainnya bahkan miliaran di Bank, tetapi yang dimaksud disini adalah tinggal seribu rupiah yang dapat menemani kantong yang sudi malu tapi tak mau kedepan terpaksa sembunyi.

Keluh kesah setiap manusia adalah menjadi munculnya istilah saribu pe nadong, spontan terucap dari pembicaraan masyarakat yang hidup serba kekurangan, tidak bisa membohongi keadaan tapi jujur akan keadaan menjadi solusi atau jalan keluar untuk menuntaskan permasalahan ekonomi dan rumah tangga kehidupan bermasyarakat.

Setiap manusia sudah pasti akan diuji oleh Allah SWT baik ujian kesulitan kehidupan maupun kesenangan, tidak ada satu pun yang tidak terlewat dari ujian ini, manusia kadang lengah mereka mengira kalau hidup sudah serba cukup dikiranya tidak ada lagi ujian, karena sudah masuk dalam zona nyaman, hal ini salah karena segala aspek kehidupan termasuk kesenangan kebahagiaan juga ada ujiannya, hal ini jelas dalam al-Qur'an sebagai berikut :

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (Q.S. al-Baqarah [2] : 214).

Jadi, tidak punya uang yang hanya tinggal seribu saja adalah merupakan bagian dari ujian Allah kepada hamba-Nya. Mengadu kepada Allah solusi yang paling tepat sebelum masalah ini dilemparkan ke dunia manusia yang penuh sandiwara, semestinya manusia mengingat sesudah kesulitan itu ada kemudahan tidak selamanya manusia melarat harus diambil hikmah dari setiap ujian, misalnya tidak ada uang berarti supaya manusia dapat merasakan betapa susahnya orang yang tidak punya uang dan sampai pada saatnya mendapat rezeki mereka tidak susah untuk berbagi karena telah wisuda dari cobaan ringan dan berat.

Mesti manusia menyadari dibalik tidak adanya uang dalam kantongnya tidak adanya penyakit dalam tubuhnya, tertutup nya kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dengan cara-cara yang tidak bisa diprediksi oleh manusia, misalnya jatuh tempo sudah tiba tetapi ada saja perpanjangan dari si pemberi pinjaman. Bukankah ini salah satu kemudahan juga yang tidak disadari oleh setiap kita. Cukupnya kebutuhan walaupun pas-pasan, bukankah ini juga kemudahan. Bandingkan dengan orang yang punya segalanya tetapi apa yang ia dapat berbanding lurus habis untuk kebutuhan hidupnya yang begitu besar

Kalau diperhatikan mereka atau kita yang tinggal di bawah jembatan rumah pun tidak ada mereka beralaskan ke bumi atau tanah seyogyanya menurut kesehatan mereka tidak hidup sehat, akan penyakitan nyatanya mereka jarang pergi ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk periksa kesehatan justru mereka terkadang lebih sehat dari pada yang tidur di ruangan AC diatas tempat tidur yang bermerek yang sering periksa kesehatan, tetapi sama sekali tidak mengajak kita untuk bermalas-malasan tidak mau bekerja lalu mencontoh hal tersebut tinggal dibawah jembatan untuk hidup bebas, tetapi maksudnya adalah sebagai perbandingan dan pelajaran saja.

Suatu ketika pernah berdiskusi dengan salah satu sejawat dalam satu meja menunggu penerbangan (flight)  ke salah satu daerah di Kepulauan Riau, menit dan detik sudah mulai sampai berpapasan lah dan bersalaman untuk pamitan, penulis terkesima dengan pesannya saat ia mengatakan dari al-Quran "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum ia merubah keadaan dirinya sendiri 

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (Q.S. al-Ra'du ayat 11)


ayat ini banyak dijadikan para motivator untuk mendongkrak semangat para audiens untuk berubah kearah yan lebih baik dengan banyak bekerja keras dan laten sehingga dapat merubah yang tadi tinggal seribu menjadi berlipat-lipat dan tidak putus-putus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun