Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita yang Mengubah Anak: Seni Menciptakan Pembelajaran Berbasis Narasi

1 Oktober 2025   06:34 Diperbarui: 1 Oktober 2025   06:34 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar diambil dari https://www.shutterstock.com/

3. Mengembangkan Kemampuan Bahasa dan Literasi

Salah satu manfaat utama pembelajaran berbasis cerita adalah peningkatan kemampuan bahasa dan literasi anak. Mendengar cerita memperluas kosakata, membantu anak memahami struktur kalimat, dan meningkatkan kemampuan mendengarkan secara kritis. Anak belajar mengenali urutan naratif, hubungan sebab-akibat, dan penggunaan kata penghubung yang tepat.

Lebih dari itu, membuat cerita sendiri memperkuat kemampuan menulis dan komunikasi. Anak harus menyusun ide secara logis, memilih kata yang tepat, dan menyampaikan pesan dengan jelas. Aktivitas ini juga mendukung pengembangan kemampuan bercerita lisan, yang penting dalam interaksi sosial dan presentasi di sekolah.

Pembelajaran berbasis cerita juga mendorong literasi visual. Ketika anak membaca buku bergambar atau menonton video naratif interaktif, mereka belajar menafsirkan simbol, ilustrasi, dan konteks visual yang mendukung pemahaman cerita. Hal ini menumbuhkan kemampuan membaca kritis dan interpretatif sejak dini, sekaligus menumbuhkan minat membaca yang berkelanjutan.

4. Mengembangkan Empati dan Keterampilan Sosial

Story-based learning menempatkan anak dalam posisi karakter, memungkinkan mereka merasakan perspektif orang lain. Misalnya, ketika memerankan tokoh yang mengalami konflik atau kesulitan, anak belajar memahami emosi dan motivasi karakter. Pengalaman ini meningkatkan empati dan membantu anak menghargai perbedaan, baik dalam konteks cerita maupun kehidupan nyata.

Selain itu, kolaborasi dalam membuat cerita kelompok mengajarkan keterampilan sosial. Anak belajar bekerja sama, mendengarkan ide teman, dan menyelesaikan konflik naratif. Mereka belajar bernegosiasi, berbagi tanggung jawab, dan menghargai kontribusi orang lain. Aktivitas ini menciptakan dinamika kelompok yang positif dan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

Lebih jauh, kemampuan sosial yang diperoleh melalui cerita dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang terbiasa memahami perspektif orang lain lebih mudah membangun hubungan yang sehat, mengelola konflik, dan menunjukkan sikap empatik di lingkungan sekolah dan rumah.

5. Strategi Praktis Story-Based Learning

Implementasi story-based learning dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, storytelling tradisional tetap efektif, di mana guru atau orang tua menceritakan cerita dengan ekspresi dan intonasi. Anak didorong menebak alur, mendiskusikan karakter, dan menafsirkan pesan moral. Teknik ini sederhana tetapi memberikan keterlibatan emosional yang mendalam.

Kedua, anak dapat membuat cerita sendiri, baik secara individu maupun kelompok. Mereka bisa menulis cerita, menggambar komik, atau memerankan adegan tertentu. Aktivitas ini melatih kreativitas, kemampuan menulis, berpikir kritis, dan kerja sama tim. Guru atau orang tua bisa memberikan topik terbuka sehingga anak bebas mengekspresikan ide mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun