Madu adalah salah satu makanan terbaik yang berasal dari alam, pemanfatannya beragam, serta secara budaya dekat dengan kehidupan kita.
Namun, bagaimana jika kita ingin mengetahui berapa produksi madu alam di suatu daerah per tahun? Cukup sulit untuk mendapatkan data dan informasinya. Jika pun ada sumber-sumber informasi yang dapat kita akses, sering kali kurang ajek antara data dan informasi dari sumber yang satu dengan sumber lainnya. Keraguan yang paling mendasar terkait ini adalah, bagaimana data dan informasi tersebut sesungguhnya diperoleh?.
Guna memenuhi kebutuhan data dan informasi yang terpercaya, terutama jika kebutuhannya adalah untuk membuat rencana bisnis, survey potensi ke lapangan menjadi opsi untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi tersebut.
Artikel ini adalah bagian dari hasil survey lapangan yang kami lakukan untuk menjawab dua pertanyaan utama: berapa produksi madu hutan alam di Jambi dan masalah panen madu yang berkelanjutan?
Produksi Madu Alam di Jambi
Dari hasil survey diperoleh data dan informasi bahwa produksi madu alam (natural honey) sebesar 15 ton per tahun. Madu alam ini bersumber dari hutan alam tersisa, hutan mangrove, kebun agroforestri, serta hutan tanaman industri (tanaman akasia). Masih bagian dari ini adalah, madu alam yang dihasilkan lebah Apis dorsata dari kawasan perkebunan monokultur karet dan sawit.
Sumber madu alam terbesar berasal dari kawasan pesisir Jambi yakni, Tanjung Jabung pada ekosistem antara hutan alam (Taman Nasional Berbak) dengan desa hutan yang bertipe kebun agroforestri atau wanatani yang berada disekitarnya.
Kemudian, madu alam yang bersumber dari Kabupaten Muaro Jambi pada kawasan agroforestri berbasis karet. Menyusul, madu alam yang bersumber dari kantong-kantong hutan tersisa (hutan yang sudah fragmentatif) hingga ke perbatasan Jambi dengan Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Produk madu alam dari industri rumah tangga umumnya sudah mengalami sedikit proses. Dikemas dalam beberapa wadah dan ukuran, kemudian diberi label atau merek dagangnya.
Dua tipe usaha ini (rumah tangga dan industri rumah tangga) membidik pasar oleh-oleh serta diserap oleh pasar lokal. Madu tersebut dipasarkan di perhentian bus-bus antar kota, melalui jaringan pribadi, serta melalui pedagang perantara. Melalui pedagang perantara, diketahui madu dari Jambi juga dipasarkan ke Pulau Jawa sekitar 1-2 ton per tahun.