Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Samson, Malin Kundang, dan Sangkuriang

8 Maret 2012   14:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persamaan menyolok antara Samson, Malin Kundang, dan Sangkuriang adalah perkara yang tidak memuaskan dengan sosok feminin terpenting dalam hidup mereka. Ketika Malin Kundang -dari Sumatera- menolak ibunya, Sangkuriang -dari tatar Sunda- malah menghendaki ibunya sebagai istri. Sedangkan Samson ?

Pemuda Israel yang dikisahkan dalam Injil ini memiliki kisah yang sedikit berbeda.

Samson adalah seseorang yang memiliki kekuatan super. Seorang diri ia menaklukkan pasukan musuh, hanya dengan sebilah tulang keledai sebagai senjatanya. Kekuatan fisiknya sungguh dahsyat, sedahsyat namanya yang berarti lelaki Matahari (Shamshun = Matahari, bahasa Arab‎).  Sayangnya, kegagahannya itu lunglai di tangan Delilah, seorang perempuan yang namanya berarti Malam (Laila = Malam, bahasa Arab). Di atas pangkuan si cantik itulah, tanpa sadar, Samson membuka rahasia kelemahannya.

Sejak peristiwa itu, selama beberapa tahun kemudian, nasib Samson berubah drastis. Rahasia kelemahannya dimanfaatkan musuh untuk melenyapkan seluruh kebanggaannya. Ia bukan lagi seorang pahlawan dan jawara yang merdeka. Ia adalah tawanan yang bukan saja kehilangan mata dan kekuatannya, melainkan juga kehormatannya.

. [caption id="attachment_162923" align="aligncenter" width="538" caption="Rahasia kekuatan -sekaligus- kelemahan Samson terletak pada rambutnya. Setelah Delilah memotongnya, ia kehilangan kedigdayaannya. Sejak itu Samson diperbudak oleh musuhnya. "][/caption]

.

Tragedi Samson versus Delilah ini ternyata terus berulang hingga kini.

"We are solar people : Kita adalah manusia Matahari", kata Dana Gerhardt M.A., seorang kolumnis yang juga menekuni astrologi.  Kita begitu memuja berbagai status "pusat", seakan hendak menandingi Matahari yang menjadi pusat tata-surya. Kita membangun individualitas dan reputasi sedemikian rupa, dengan cara memuaskan segala hal yang berhubungan dengan "how I see myself", serta merancang segala hal yang berkaitan dengan "how others see me". Semua ini kita perjuangkan demi cita-cita memperoleh kedudukan ‘pusat’ di masa depan.  Inilah perilaku Samson, Malin Kundang dan Sangkuriang yang kita ikuti; sebuah perilaku yang mengandung kegigihan ala Matahari, namun sayangnya tidak diiringi dengan kewaspadaan terhadap "kegelapan malam".

Pertanyaannya : Apakah yang dimaksud dengan kegelapan malam di sini ?

Malam melambangkan dimensi tersembunyi, sebagaimana dimensi batin yang menyembunyikan mimpi, emosi terdalam, kenangan masa kecil, fantasi, intuisi, dan berbagai rahasia lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun