Mohon tunggu...
Immanuel A. N.
Immanuel A. N. Mohon Tunggu... -

Hypnotherapist, History Lover, Writer, and Soccer Maniac.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sinergi Dahsyat: Soft Skill & Hard Skill

11 Juni 2012   10:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:06 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Heru Kustiawan, seorang pemilik perusahaan skala menengah di bidang jasa akunting, kerap menggeleng-gelengkan kepalanya ketika meninjau hasil personal assesment (PA) dari beberapa karyawan juniornya. Mereka adalah lulusan S1 dengan kemampuan intelektual mumpuni, serta dinilai baik dalam penguasaan teknis operasional. Tidak ada yang salah dari keterampilan teknis mereka, namun yang membuat galau si pemilik perusahaan ialah sikap mental “anak-anak baru” ini dalam menghadapi tekanan kerja. Melihat kondisi ini, sebagai pebisnis yang berpikir jangka panjang dan pragmatis, Heru Dahnir mulai berhitung-hitung untung ruginya jika mempertahankan atau pun memecat mereka.

Bagi para pemilik perusahaan seperti Heru Kustiawan atau pun para eksekutif tingkat atas, fenomena ini merupakan permasalahan umum yang sering dihadapi. Dan bagi para pekerja (di jenjang mana pun) ini adalah sinyal peringatan untuk mulai introsepksi diri, “apa yang kurang dari diri saya?” Jika pengetahuan dan keterampilan praktis operasional sudah sangat kompeten, lalu apa lagi yang dibutuhkan perusahaan sehingga masih mungkin mereka didepak dari perusahaan?

Di dunia pemberdayaan sumber daya manusia, fenomena ini memperjelas bahwa penguasaan hard skill saja tidak lah cukup. Setiap orang perlu meningkatkan kemampuan soft skillnya. Soft skill seseorang yang diaplikasikan dengan baik dapat mempengaruhi penilaian atasan meskipun kemampuan hard skill belum sebaik yang diharapkan. Penguasaan soft skill selalu lebih memberi pengaruh positif terhadap karir. Pertanyaannya,  jika memang soft skill benar-benar begitu pentingnya, mengapa banyak orang enggan menguasai soft skill? Jelas sekali di sini bahwa bagi sebagian besar orang soft skill masih dianggap tidak terlalu penting.

Hard skill adalah kemampuan yang biasa dipelajari di sekolah atau universitas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan pekerjaan teknis operasional. Sedangkan soft skill, umumnya orang berpikir bahwa keterampilan ini merupakan keterampilan hidup untuk menjadi seseorang yang ber-“kepribadian”.  Seorang yang hangat dan lembut, penuh tata krama, apik bertutur kata, dll. Kenyataannya hal-hal itu adalah sebagian kecil saja tentang soft skill, karena sejatinya dengan keterampilan ini memungkinkan Anda jadi lebih efektif menggunakan kemampuan teknis dan pengetahuan faktual tadi.

Soft skill meliputi keterampilan-keterampilan yang bersifat interpersonal dan intrapersonal. Interpersonal misalnya kemampuan bersosialisasi, beradaptasi dan berkomunikasi. Intrapersonal meliputi keterampilan mengelola perasaan, berefleksi, mengkoreksi diri dan melakukan self talk. Sejatinya cakupan soft skill sangat luas meliputi kemampuan dan sifat-sifat manusia seperti: kesadaran diri, dapat dipercaya, berhati nurani, mampu beradaptasi, berpikir kritis, bersikap, berinisiatif, berempati, percaya diri, berintegritas, kontrol diri, kesadaran berorganisasi, bersahabat,  berpengaruh, berani ambil resiko, bisa selesaikan masalah, punya jiwa pemimpin, memiliki manajemen waktu, dan beberapa yang lain.

Bayangkan bila semua soft skill itu diaplikasikan. Keterampilan berharga ini akan melengkapi hard skill Anda. Sinergi di antara keduanya akan sangat penting bagi kesuksesan di dunia kerja yang keras dan kompetitif. Anda boleh saja memiliki semua keahlian teknis terbaik, tetapi jika Anda tidak dapat menjual ide-ide Anda, bergaul dengan orang lain, atau menyelesaikan pekerjaan Anda tepat waktu, Anda dipastikan tidak akan meraih apa-apa.

http://my-alpha-theta.com/blog/sinergi-dahsyat-soft-skill-hard-skill.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun