Mohon tunggu...
Melda Imanuela
Melda Imanuela Mohon Tunggu... Penulis - Founder Kaukus Perempuan Merdeka (KPM)

Trainer, Education, Gender and Financial Advisor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Batak dan Ulos"

28 November 2017   11:42 Diperbarui: 28 November 2017   11:59 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Batak dan Ulos"

Ulos didalamnya terdapat konsepsi simbol mengenai ruang dan kesuburan perempuan Batak yang berdasarkan pada Bahasa, Mitologi dan pengetahuan teks dalam menenun.

Ulos identik dengan orang atau halak Hita Batak yang berasal dari Sumatera Utara yaitu Batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola dan Mandailing.

Batak kaya akan istilah hubungan kekerabatannya (partuturon). Silsilah atau Tarombo menjadi penting dalam bertutur.

Batak memiliki simbol unik yaitu "cicak" yang disebut dengan boraspati jabu sebagai simbol kebijaksanaan dan kekayaan bagi generasinya. Cicak merupakan simbolisasi bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana dia berada. Hingga orang Batak yang hidup di perantauan bisa bertahan hidup karena mampu beradaptasi.

Fenomena dekade ini Batak mendapat perhatian unsur kebetulan ataukah tendensi politik dimana  dua pejabat RI yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi memiliki mantu yang berasal dari suku Batak. Tidak hanya itu pemberitaan di media baik sosial maupun cetak dan online terkait pernikahan adat yang digelar mereka. 

Anggapan pro dan kontra pun bermunculan. Kalau mau tahu pernikahan adat Batak memanglah butuh berhari-hari bahkan berminggu-minggu, hal ini sudah dianggap biasa. Batak mengenal upacara ini mengadati dan mangulosi. Pesta pernikahan bagi masyarakat suku Batak atau dikenal Halak Hita merupakan tradisi memberikan makan kepada keluarga dan saudara. 

Menarik untuk melihat disinyalir adanya trend bahwa Batak mulai diperhitungkan dalam dinamika perpolitikan negara ini. Maka Jawa dan Batak adalah kuncinya. Perkawinan politik atau pelacuran dalam politik. Menjelang pemilu presiden yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 dimana untuk merauk pundi-pundi suara tepatnya di daerah Sumatera Utara. 

Apapun latar belakang dengan trend menikah dengan suku Batak tetaplah kita merawat keberagaman negara Indonesia. Pentingnya kesadaran kritis dalam diri kita bukan digiring ataupun menggiring. Paling penting adalah mengingat pondasi rumah kita bersama dan milik kita bersama yaitu Pancasila. 

Pancasila adalah wajah kita sebagai bangsa Indonesia. Dan jelas tidak bisa diganti dengan bentukan negara lain. Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (jas merah) kata founding fathers kita.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun