Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Rahmatullah Safrai

Founder Sekumpul EduCreative dan Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Walhi: Pasokan listrik Jawa-Bali Oversupply, PLTU Suralaya Unit 9-10 Mubazir?

21 Februari 2025   18:53 Diperbarui: 8 Maret 2025   00:33 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerobong asap PLTU Suralaya (foto Irsyad) 

Kamis, 20 Februari 2025, di sebuah kafe kecil di sudut Kota Cilegon, aroma kopi hitam bercampur dengan suara mesin espresso yang berdengung pelan. Asap tipis mengepul dari cangkir-cangkir di meja kayu yang sedikit usang, sementara lampu temaram memberi kesan hangat di tengah obrolan serius para pengunjung.

Di sudut ruangan, Cholis, aktivis lingkungan dari WALHI Jakarta, duduk di kursi dekat jendela besar yang sedikit berembun. Ia menyandarkan punggungnya, menyesap kopinya perlahan sebelum meletakkan cangkirnya dengan dentingan pelan di atas meja. 

Dengan suara tegas, ia mempertanyakan, "PLTU Suralaya Unit 9-10 ini untuk apa? Pasokan listrik Jawa-Bali sudah oversupply, tapi tetap dibangun pembangkit baru? Yang sudah ada saja banyak tidak terpakai."

Beberapa pengunjung melirik sekilas ke arahnya, sebagian tetap sibuk dengan laptop dan ponsel mereka. Di luar, gerimis tipis membasahi trotoar, menambah nuansa mendalam dalam diskusi yang semakin memanas. 

Isu PLTU Suralaya Unit 9-10 memang menjadi topik yang sulit dihindari, terutama bagi warga Cilegon yang hidup berdampingan dengan dampak dari industri energi berbasis batubara ini.

Ia menyesap kopinya perlahan, lalu melanjutkan. "Ini bukan sekadar soal listrik, tapi dampaknya pada manusia dan lingkungan."

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang mengalami surplus listrik. Data dari PLN menunjukkan bahwa cadangan daya di sistem kelistrikan Jawa-Bali mencapai lebih dari 40%, jauh di atas batas ideal.

Sederhananya, ada lebih banyak listrik daripada yang dibutuhkan. Namun, alih-alih berinvestasi pada energi terbarukan, pemerintah justru tetap membangun PLTU baru.

Jika listrik berlebih, mengapa masih ada proyek PLTU Suralaya 9-10? 

PLTU 9-10 sejak awal dipenuhi kontroversi. Selain pertanyaan soal urgensinya, proyek ini juga menyisakan luka bagi masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun