Gurih saat digigit, lumer manis saat dikunyah. Rasanya kenyal-kenyal di mulut.
Itulah kesan yang dirasakan ketika mengicipi kue Kotol Sapi. Kue khas Kota Cilegon ini memang sudah langkah untuk ditemui. Beruntung usai joging di Stadion Krakatau Steel, Ibu pedagang kue keliling menghampiri saya.
"Kang, ane Kontol Sapi, gelem?" kata pedagang menawarkan.
Namanya memang nyeleneh, Kontol Sapi, tapi ini bukanlah alat kelamin dari Sapi. Kue ini mungkin bentuknya yang pipih oval mirip dengan kelamin sapi. Sejauh ini belum ada literatur yang menyebut asal usul dari mana penggunaan nama Kontol Sapi.
Sejumlah nama kue tradisional khas Cilegon memang banyak yang terkesan tidak sopan, karena dikaitkan dengan nama alat kelamin atau apa pun itu yang berkaitan dengan bagian sensualitas tubuh.
Satu buah Kontol Sapi dihargai Rp1.000. Cukup murah meriah. Kue ini jika lagi kepengen dan dicari tidak ketemu. Beruntung hari ini bisa kembali menikmati kue tradisional yang sudah langkah ditemukan. Ini kuliner berasa membawa nostalgia ke masa lalu.
Dahulu, Ibu sering membuat kue Kontol Sapi ini hanya sekedar cemilan untuk anak-anaknya atau ada acara khusus untuk sajian tamu. Kontol Sapi sangat cocok disandingkan dengan segelas kopi tubruk pahit.
Kontol Sapi adalah kue yang gampang dibuat dan tidak pakai ribet. Bahan-bahan untuk membuatnya pun terkesan minimalis.
Saya masih ingat betul resep kue Kontol Sapi yang biasa Ibu buat. Bahannya cukup setengah liter beras ketan, gula aren, gala putih, garam, ampas kelapa, dan minyak goreng.
Proses pengolahan bahan-bahan kue dilakukan secara tradisional. Beras ketan direndam ke dalam air beberapa jam. Setelah dirasa lembut kemudian ditumbuk di dalam lumpang batu berlubang. Butuh tenaga ekstra untuk menumbuknya dengan kayu gelam hingga halus.