Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Manis Legit Kadu Baduy dengan Rasa "Masyallah"

19 Januari 2020   12:10 Diperbarui: 23 Januari 2020   04:39 2984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kadu Baduy dijual di teras rumah Suku Baduy (dokpri)

Pernah kecewa membeli buah durian dengan rasa daging yang hambar?

Di musim durian saat ini, para pedagang musiman juga bermunculan. Buah dengan khas aroma yang menyengat itu pun banyak dijajakan di sejumlah lapak di pinggir jalan. Kondisi fisik kulit keras dan berduri, bagi pembeli yang masi awam memilih durian, tentu gampang yang tertipu.

Kualitas durian yang kurang baik bisa disebabkan oleh panen yang belum waktunya. Kemudian diperam beberapa hari hingga matang. Kualitas akan berbeda dengan durian yang matang dan jatuh dari pohonnya. Bahkan diduga ada pedagang yang nakal dengan menambahkan pemanis buatan.

Merasa dikecewakan dengan rasa durian yang dijajakan di lapak, perburuan durian pun saya lakukan hingga sampai Kampung Suku Baduy di Kecamatan Luwidamar, Kabupaten Lebak Banten. Perjalanan yang cukup panjang hingga 4 jam dari Jakarta.

Baduy adalah suku traditional yang masi menjaga kearifan lingkungannya. Banyak pohon durian yang tumbuh subur di tanah adat. Banyaknya pohon yang masi terjaga, Suku Baduy akan panen raya saat musim durian tiba.

Warga Baduy menyebutnya kadu, sebutan lain dari durian yang berasal dari bahasa sunda. Kadu Baduy tidak mengalami proses pemberian pupuk dan obat-obatan kimia, semua tumbuh dan panen secara alami.

Tidak susah mendapatkan Kadu Baduy saat musim seperti ini. Di terminal Ciboleger sebagai pintu masuk menuju Kampung Adat Suku Badut sudah banyak orang yang menjajakan. Namun jika ingin menikmati suasana yang berbeda bisa membeli dari warga Baduy yang menjual di teras depan rumahnya.

Kang Adun salah satu warga yang menjual kadu di depan rumahnya. Kami tertarik ketika Kang Adun baru pulang dari kebon membawa sejumlah durian.

Kang Adun menyebut jenis kadu yang dijualnya bernama Masyaallah. Kata yang berasal dari para pengunjung yang selalu nyebut Masyaallah saat merasakan manis legitnya daging kadu.

Hanya Rp 40.000 harga perbuah yang dijual Kang Adun. Cukup murah jika dibandingkan dengan harga durian di lapak.

Kadu jenis Masyallah memiliki ciri yang hampir sama dengan durian lainnya. Hanya saja warna kulit masi hijau segar, karena baru jatuh dari pohon. Ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan durian yang berasal dari Sumatra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun