Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sengkarut Kemutakhiran Smartphone

5 Agustus 2020   11:47 Diperbarui: 5 Agustus 2020   11:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Polarisasi itu akan semakin piawai mengambil peluang besar untuk mempengaruhi berbagai kalangan penonton sebagai pecinta dunia televisi. Entah itu mereka yang gandrung dengan sinetron, drama Korea, acara ghibah bersama sampai dengan berbagai acara lainnya.

Dalam kasus penyiaran iklan di televisi ini akan ditemukan pola; pada satu sisi, ada  indoktrinasi masif yang dilakukan satu pihak tertentu untuk melulu memosisikan khalayak ramai sebagai seorang konsumtif praktis yang latah dengan kebaharuan produk.

Sementara pada sisi yang berseberangan, produk iklan lain juga menawarkan satu kebaharuan dengan segala bentuk keunggulannya. Alhasil, khalayak ramai lebih suka berdiam diri dalam dilematik pilihan yang sukar dielakkan sembari mengucilkan kebutuhan pokok yang bersifat urgen.

Dilematik pilihan yang sukar dielakkan itu nyatanya lebih diutamakan daripada menerima keadaan yang tak punya apa-apa. Intinya, manusia lebih suka mendahulukan berangan-angan daripada harus menerima kenyataan.

Belum lagi, kita menerawang tentang bagaimana sengkarut marketing yang dimainkan dalam media sosial yang lebih kompleks dan interaktif. Buka akun media sosial ini-itu secara otomatis dapat dipastikan akan disodori iklan meski tanpa persetujuan.

Dalam menyikapi hal yang demikian harus kita akui, bahwa sejauh ini bagian tubuh yang paling latah atas kecanggihan teknologi di era digitalisasi ini adalah kompetisi antara jari-jemari, kedua bola mata dan telinga.

Misalnya saja tatkala kita mengendus informasi tentang peluncuran smartphone termutakhir. Dalam seketika, tak dapat dipungkiri, manakala kita sedang asyik berselancar di laman media sosial, selalu saja ada sisipan iklan yang muncul ujug-ujug. Terlebih-lebih kalau kita buka platform semacam blog, YouTube dan lapak online.

Jari-jemari selalu memiliki kehendak yang keterlaluan untuk mampu meraba-raba produk smartphone termutakhir yang belum pernah tersentuh. Kalau boleh jujur, rasa-rasanya hampir tak ada sesuatu hal pun yang bebas dari keterluputan untuk dijarah oleh kejahilan jemari.

Begitu halnya yang terjadi dengan kedua bola mata dan telinga, mereka seakan-akan telah mufakat menjadi begundal yang tak mengenal waktu untuk terus mengorek-ngorek informasi. Entah itu dengan mencari informasi berbasis visual dan audio lengkap di YouTube ataupun di Facebook.

Ah, sayangnya, persaingan ketat di antara kemutakhiran smartphone ini di atasnya berdiri kemalangan yang terus melintang, di mana ada banyak kasus negatif yang terus tumbuh dan berkembang. Entah itu kasus yang menyangkut Undang-undang ITE, penyebaran hoax, bullying, pencemaran nama baik, kriminalitas, prostitusi online sampai dengan hacker jejaring.

Namun, dari semua kasus negatif itu, kasus baru yang timbul ke permukaan sebagai efek dari diterapkannya new normal ialah ketergantungan semua aktivitas manusia yang bertumpu pada smartphone. Termasuk di dalamnya keberlangsungan pendidikan. Sementara di luar sana masih banyak keluarga yang tak mampu membeli smartphone, sehingga anak-anak mereka yang masih sekolah tidak mampu mengirimkan tugas harian yang dikerjakan di rumah.

Tulungagung, 5 Agustus 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun