Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Digital Jokowi dan Harga Daging

17 Februari 2019   09:49 Diperbarui: 17 Februari 2019   09:58 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
daging dar republika.co.id

Bisa jadi daging akan menjadi salah satu komoditas pangan yang akan disebut-sebut pada acara debat Pilpres malam nanti. Daging seperti kita ketahui adalah bahan pangan yang masih sangat sulit dijangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bukan sekedar cerita bahwa sebagian dari mereka punya kesempatan makan danging hanya pada kesempatan tertentu saja, seperti hari Lebaran dan Idul Adha.

Beberapa hari belakangan ini harga daging sedang menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat lantaran Prabowo pernah menyinggungnya disebabkan dengan harganya yang mahal. Saya sendiri tidak ada minat urun bincang yang cenderung debat tersebut. 

Selain tidak terbiasa juga tidak punya kemampuan berdebat, saya juga tidak punya data sebagai bahan perdebatan. Saya cuma mengingatkan saja harga daging memang mahal, saat ini di Jakarta harganya kisaran Rp 120.000/Kg.

Omong-omong tentang urusan harga daging, saya teringat Presiden kita pak Joko Widodo pada satu kesempatan pernah menjanjikan akan menurunkan harga daging sampai di bawah Rp 80.000/Kg.

Kalaupun masyarakat lupa, jejak digitalnya masih ada "Jokowi Janji Harga Daging Rp 70 Ribu" Begitu judulnya. Itu saya dapatkan di Republika.co.id. Bahwa Presiden Joko Widodo pernah menjanjikan akan menurunkan harga daging sapi. Janji Jokowi tersebut diungkapkan di hadapan 100 pimpinan perusahaan saat menjadi keynote speech di Jakarta yang diselenggarakan oleh Grup Kompas.

Presiden ketika itu yakin betul bisa menurunkan harga daging sampai dibawah 80.000 per kilogram lantaran pemerintah telah berhasil menekan biaya-biayanya karena infrastruktur telah dibenahi.

Serius mewujudkan janjinya menurunkan harga daging. Presiden Jokowi bahkan sampai menekan Mentri-mentrinya " Jokowi Tak Mau Tahu, Menteri Harus Turunkan Harga Daging di Bawah Rp 80.000" Itu yang dimuat Kompas.com, agar Mentri-mentri  terkait serius menurunkan harga daging.

Membandingkan harga daging di Singapura dan Malaysia yang cuma kisaran Rp 50.000 dan Rp 55.000 ketika itu, Jokowi yakin betul harga daging di Indonesia bisa ditekan sampai di bawah Rp 80.000 per kilogram. Kalua negara lain bisa menekan harga daging, Indonesia pun harus bisa. Tidak perlu sampai Rp 50.000 atau Rp 55.000, cukup di bawah Rp 80.000. Demikian menurut Jokowi lagi. 

Tapi entah apa sebabnya belum terlalu lama dari pernyataanya yang seolah menekan Mentrinya untuk menurunkan harga daging, semangat Jokowi seakan mengendur " Enggak Mungkin Harga Daging Sapi Turun dalam Satu Dua Hari" Pemerintah tidak mungkin menurunkan harga daging dalan waktu cepat. Enggak mungkin harga daging sapi turun dalam satu dua hari. Demikian pernyataan pak Jokowi yang juga saya dapati di Kompas.com.

Akhir dari dialog singkat jejak digital harga daging ini saya dapatkan dari Detik.com. Rupanya bukan pekerjaan mudah untuk menurunkan harga daging apalagi sampai dibawah Rp 80.000 per kilogram. Harga daging tetap bergeming. Jejak digital dari Detik.com: "Mendag: Tak Mudah Turunkan Harga Daging Sapi Sampai Rp 80.000/Kg Tahun Ini" Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengakui sulitnya menurunkan harga daging. Menurut Mendag lagi Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan harga daging.

"Enggak Mungkin Harga Daging Sapi Turun dalam Satu Dua Hari". Itu kemudian yang pernah dikatakan oleh pak Jokowi, tidak sampai sebulan dari pernyataanya yang akan menurunkan harga daging. Ternyata memang bukan perkara mudah menurunkan harga daging. Sampai saat ini tiga tahun lebih berlalu kita dapati harga daging masih jauh di atas  Rp 100.000 per kilogram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun