Mohon tunggu...
Manarul Fadhlil Adlim
Manarul Fadhlil Adlim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Saya adalah mahasiswa Universitas Brawijaya Jurusan Teknik Mesin angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Zero Waste Dosen dan Mahasiswa UB Mengubah Limbah Menjadi Berkah di Desa Bangilan

20 Agustus 2023   19:36 Diperbarui: 20 Agustus 2023   20:58 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bojonegoro, Bangilan, (Minggu/23/07/2023)- Dalam rangka mengurangi dampak pola konsumsi food waste melalui pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan di Kabupaten Bojonegoro, Imaniar Ilmi Pariasa, S.P., M.P., MBA. bersama Mahasiswa MMD kelompok 902 Universitas Brawijaya memperkenalkan gerakan "Aksi Zero Waste : Ubah Limbah Jadi Berkah". 

Masalah food waste ini telah menjadi perhatian, karena jumlahnya yang cukup besar. Misalnya saja Indonesia yang menjadi negara dengan jumlah makanan terbanyak di Asia Tenggara. Penyebab food waste ini tidak lepas dari kebiasan buruk masyarakat yang masih sering tidak menghabiskan makanan. Padahal, jika masyarakat lebih sadar akan dampak dari food waste ini maka ancaman yang datang kemudian hari bisa dicegah dari sekarang. Food Waste memberikan sejumlah dampak yang buruk antara lain;

Pertama, Krisis Pangan yaitu salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari Food Waste berupa ancaman kelangkaan atau krisis pangan, karena tingginya sumber makanan yang tidak diproduksi dan dimanfaat semestinya. Selain itu membuang sisa makanan sama artinya membuat sumber daya yang digunakan selama proses produksi makanan tersebut, sehingga mengantarkan manusia secara langsung atau tidak pada kondisi kelangkaan pangan. 

Kedua, Pemanasan Global, yaitu sisa makanan yang menumpuk dalam jumlah besar akan menghasilkan gas metana yang dapat membentuk gas rumah kaca yang menjadi salah satu pemicu pemanasan global. Ketiga, Limbah Air Lindi yaitu limbah selain gas metana dari sampah sisa makanan yang bisa mencemari tanah dan air.

Imaniar Ilmi Pariasa, S.P., M.P., MBA, selaku dosen fakultas pertanian Universitas Brawijaya, yang sapaan akrabnya ibu Risa mengatakan bahwa "Pada penanganan limbah domestik peran wanita sangatlah penting karena ibu rumah tangga yang teredukasi dapat merubah cara pikir masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga". 

Hal ini didasari oleh konsep Ecofeminism yang menekankan perlunya mengakhiri permainan kekuatan, dan mulai berbagi serta membangun solidaritas, sehingga setiap penghuni dapat tinggal dengan aman dan damai bersama-sama untuk memberikan ruang bagi perempuan untuk berperan dalam melakukan penyelamatan lingkungan melalui sosialisasi dan pelatihan mengenai dampak food waste dan aksi bijak mengolah limbah domestik menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi lingkungan.

Aksi ini disambut antusias oleh gerakan wanita Desa Bangilan yang tergabung dari ibu-ibu PKK. Hal ini terlihat dari antusias ibu PKK yang dihadiri lebih dari 40 ibu PKK yang bertempat di Balai Desa Bangilan. Rangkaian dari aksi Zero Waste ini diawali dengan sosialisasi dengan ibu PKK dan diakhiri dengan demonstrasi pembuatan pupuk organik dan POC (Pupuk Organik Cair). Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir ibu rumah tangga di desa Bangilan mengenai kebiasaan membeli makanan  yang tidak sesuai dengan kebutuhan, agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun