Kenapa Umat Islam Harus Melek Politik Global

Sejarah Islam menunjukkan pentingnya kesadaran politik global. Pada masa kekhalifahan, umat Islam tidak hanya fokus pada satu wilayah, tetapi punya visi mendunia. Hubungan diplomasi, perdagangan lintas benua, hingga peran sebagai penengah dalam konflik internasional menjadi bukti bahwa umat Islam dulu sangat melek politik global.

Karena itu, umat Islam bisa memimpin peradaban selama berabad-abad, menjadi pusat ilmu, ekonomi, dan budaya. Sejarah ini seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi sekarang.

Tantangan Zaman Modern

Hari ini, tantangannya berbeda. Umat Islam hidup di dunia yang didominasi ideologi kapitalisme dan liberalisme. Nilai-nilai ini masuk lewat ekonomi, budaya populer, hingga teknologi.

Jika umat Islam tidak melek politik global, mereka akan mudah terjebak. Misalnya, menerima pinjaman internasional tanpa kritis, lalu terjerat utang. Atau, mengadopsi budaya populer tanpa filter, hingga kehilangan identitas.

Islam sebenarnya memberi panduan jelas. Politik, dalam Islam, adalah ri‘ayah syu’un al-ummah—pengaturan urusan umat, baik dalam negeri maupun luar negeri. Itu artinya, umat Islam tidak boleh hanya peduli pada urusan domestik, tapi juga harus memahami dinamika global dengan sudut pandang akidah.

Generasi Muda dan Kesadaran Baru

Kabar baiknya, generasi muda Muslim mulai lebih peka terhadap isu global. Mereka aktif berdiskusi tentang Palestina, perubahan iklim, hingga ketidakadilan ekonomi dunia. Media sosial menjadi sarana untuk menyuarakan kepedulian itu.

Namun, kepedulian saja tidak cukup. Perlu ada pembekalan pemahaman politik global yang lebih mendalam, agar mereka tidak hanya ikut-ikutan tren, tapi benar-benar paham akar masalah dan mampu memberikan solusi.