Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Sejati: Ketika Manusia Kembali Menjadi Hamba ALlah, Bukan Hamba Sesama

5 September 2025   11:00 Diperbarui: 5 September 2025   11:03 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
divapress-online.com

 Dunia mengenal banyak revolusi. Tapi tidak semuanya membawa manusia keluar dari belenggu. Banyak yang hanya memindahkan rantai dari satu tangan ke tangan lainnya. Revolusi sejati adalah ketika manusia berhenti menjadi hamba materi, dan kembali menjadi hamba Ilahi.

Banyak yang Berubah, Tapi Tak Banyak yang Merdeka

Dunia telah menyaksikan berbagai revolusi: menggulingkan raja, menjatuhkan diktator, membakar parlemen, atau memekikkan "reformasi" di jalanan. Tapi setelah semua itu, apakah manusia benar-benar merdeka?

Apakah hidup menjadi lebih adil? Atau justru berpindah dari satu bentuk perbudakan ke bentuk perbudakan lainnya?

Dalam ilmu sosial, revolusi didefinisikan sebagai perubahan besar, cepat, dan menyeluruh terhadap sistem hidup: dari ideologi, hukum, ekonomi, hingga tatanan sosial. Tapi dalam kenyataannya, banyak revolusi hanya mengganti penguasa, bukan mengganti siapa yang benar-benar mereka sembah.

Revolusi-Revolusi Dunia: Besar, Tapi Belum Menyelamatkan

Kita menyaksikan Revolusi Prancis menggulingkan monarki dan membangun republik, tapi lahirlah kapitalisme yang menjadikan manusia budak pasar. Revolusi Rusia menumbangkan Tsar dan mendirikan komunisme, tapi rakyat tetap dicekik oleh elite partai. Revolusi Amerika menjanjikan kebebasan, tapi justru melahirkan sistem global yang menindas bangsa lain lewat ekonomi dan budaya.

Bahkan ketika sistem kerajaan diganti republik, atau otoritarianisme diganti demokrasi, pertanyaan dasarnya tetap sama: apakah manusia sungguh merdeka dari perbudakan sesama manusia? Atau mereka justru menjadi budak uang, jabatan, suara mayoritas, atau algoritma?


Indonesia: Berjuang Merdeka, Tapi Belum Merevolusi Sistem

Indonesia telah merdeka sejak 1945, dan mengalami reformasi pada 1998. Tapi yang berganti lebih banyak adalah orang, bukan sistem. Kita tetap berada dalam pusaran kapitalisme global, demokrasi prosedural, dan hukum warisan kolonial. Tanpa revolusi ideologis, perubahan kita hanya bersifat kosmetik.

Rasulullah ï·º: Membawa Revolusi Paling Mendasar Sepanjang Sejarah

Jika kita mencari teladan revolusi sejati, maka Rasulullah Muhammad ï·º adalah puncaknya.

Beliau tidak sekadar mengubah tatanan sosial di jazirah Arab, tapi membebaskan manusia dari segala bentuk penghambaan selain kepada Allah. Dari penyembahan berhala ke tauhid, dari fanatisme suku ke ukhuwah, dari kerakusan penguasa ke keadilan syariat.

 "Utusanku ini akan membebaskan manusia dari perbudakan sesama manusia, menuju penghambaan hanya kepada Rabb-nya manusia."
(Diriwayatkan dari surat Rasulullah ï·º kepada Kaisar dan raja-raja dunia saat dakwah internasional)

Inilah revolusi paling murni: mengubah manusia dari makhluk yang dikendalikan hawa nafsu, uang, dan sesama manusia—menjadi hamba Allah yang taat.

Revolusi Sejati: Bukan Sekadar Sistem Politik, Tapi Arah Hidup

Rasulullah ﷺ mendirikan negara, benar. Tapi beliau bukan sekadar pendiri negara—beliau adalah pengubah arah hidup umat manusia. Sistem pemerintahan, ekonomi, hukum, sosial, hingga budaya disusun bukan atas dasar kesepakatan mayoritas atau kepentingan elite, tapi berlandaskan wahyu.

Revolusi beliau bukan hanya politis, tapi ideologis dan spiritual. Bukan hanya membebaskan dari kekuasaan manusia, tapi mengembalikan manusia kepada fitrahnya: penghambaan kepada Allah, dan ketundukan pada syariat-Nya.

Penutup: Semua Revolusi Akan Gagal Jika Tujuannya Bukan Allah

Apa pun bentuk perubahan, sebesar apa pun guncangan yang ditimbulkannya, jika hanya memindahkan kendali dari satu elite ke elite lain, dari satu sistem buatan manusia ke sistem buatan manusia lainnya, maka itu bukanlah revolusi sejati—itu hanyalah rotasi perbudakan dengan wajah baru.

Revolusi sejati hanyalah revolusi tauhid. Revolusi yang memutus belenggu penyembahan terhadap sesama makhluk, lalu menegakkan ketaatan penuh hanya kepada Allah. Revolusi yang melahirkan kemuliaan, bukan kesombongan; menghadirkan keadilan, bukan eksploitasi; membebaskan manusia, bukan menjerumuskannya pada penindasan yang lebih halus.

Sebab manusia tidak pernah benar-benar merdeka, hingga ia hanya tunduk kepada Allah semata. Inilah inti dari revolusi Rasulullah ï·º. Inilah jalan yang menjadikan umat besar, peradaban tegak, dan rahmat Allah kembali memayungi seluruh alam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun