Tidak heran bila rakyat akhirnya menyebut DPR “unfaedah” dan meminta dibubarkan. Karena mereka merasa tidak diwakili.
Dalam Perspektif Islam
Menarik untuk membandingkan dengan sistem Islam. Dalam Islam, ada lembaga yang disebut Majelis Umat. Bedanya jauh dengan parlemen ala demokrasi.
Majelis Umat bukan pembuat undang-undang. Hukum sudah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Mereka berfungsi menyalurkan aspirasi, mengoreksi penguasa (muḥāsabah), dan memberi masukan kebijakan. Tidak ada fasilitas berlebihan, apalagi tunjangan yang fantastis. Mereka benar-benar hadir sebagai corong umat, bukan sekadar menikmati kursi empuk.
Itulah kenapa dalam sejarah Islam, Majelis Umat dihormati. Karena mereka mewakili suara rakyat, bukan suara partai.
Penutup: Rakyat Semakin Sadar
Demo besar 25 Agustus adalah alarm keras. Rakyat sudah muak dengan gaya hidup elite politik yang semakin jauh dari realitas. Seruan “bubarkan DPR” memang terdengar ekstrem, tapi ia lahir dari rasa frustrasi yang nyata.
Kritik keras ini seharusnya tidak dihadapi dengan ejekan, apalagi ucapan “tolol”. Justru harus dijadikan bahan refleksi: apakah lembaga perwakilan kita masih punya legitimasi di mata rakyat?
Pada akhirnya, rakyat ingin sederhana saja: lembaga yang ada benar-benar mewakili mereka. Kalau tidak, untuk apa ada lembaga itu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI