Solusi Harmonis dan Islami
Islam telah memberi solusi. Kesehatan dalam Islam ditopang oleh:
Negara yang benar-benar ra’in (pengurus rakyat), bukan sekadar regulator.
-
Dana wakaf dan baitul mal sebagai sumber anggaran pelayanan gratis.
Dokter profesional yang digaji tetap, bukan berbasis insentif dari farmasi.
Masyarakat yang saling peduli dan berdaya, bukan individualistik.
Kita bisa mulai dari membangun kesadaran kolektif: bahwa sistem sekarang rusak bukan karena para petugas medis tidak baik, tapi karena pondasi sistemnya rapuh. Sudah saatnya kita menyuarakan perubahan bukan hanya soal biaya, tapi soal paradigma.
Penutup: Cahaya yang Tak Pernah Padam
Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan kemuliaan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh. Tapi janji itu bukan datang pada yang berpangku tangan, melainkan pada mereka yang peduli dan bergerak.
Mari kita rawat bukan hanya yang sakit di ranjang, tapi juga luka yang lebih dalam: lemahnya empati, pudarnya nilai, dan jauhnya akses atas hak dasar seperti kesehatan.
Karena sesungguhnya, cahaya itu belum padam. Ia hanya menunggu hati-hati yang ingin menyalakannya kembali—dengan kasih sayang, dengan niat yang tulus, dan dengan langkah-langkah yang tak lelah berharap.