Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Madinatul Quran di Lereng Balekambang: Ketika Surga Tahfiz Bersemayam di Atas Bukit

27 Juli 2025   09:15 Diperbarui: 21 Agustus 2025   11:16 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah puas menyusuri jalan-jalan hening di tengah hutan pinus Gunung Balekambang, langkah kami berlanjut menuju sebuah tempat istimewa yang terletak di salah satu lerengnya: Pondok Pesantren Tahfiz Madinatul Qur’an Barucadas. Letaknya di atas bukit yang curam, namun justru di situlah letak keindahannya. Dari halaman pondok ini, mata kami disuguhi panorama luar biasa: hamparan sawah menghijau, rumah-rumah penduduk yang kecil mungil dari kejauhan, dan siluet pegunungan megah yang mengitari Garut—mulai dari Gunung Guntur, Talagabodas, Cikuray, Papandayan, hingga gunung berbentuk piramida yang tak lain adalah Sadahurip.

Pondok di Puncak, Keteguhan di Dalam
Sebagai sesama pengasuh pondok tahfiz, saya tak bisa menahan kekaguman. Meski letaknya jauh dari hiruk pikuk kota, Pondok Madinatul Qur’an dikelola dengan sangat baik. Fasilitasnya bersih, tertata rapi, dan penuh kesan keteraturan. Yang lebih menarik, kontur tanah yang berundak dimanfaatkan secara cerdas: pondok putri berada di bagian atas, sedangkan putra di bawahnya.

Yang membuat kami tersenyum adalah halaman tempat para santri bermain sepak bola — ternyata itu adalah atap bangunan pondok yang ada di bawahnya. Tanah bukit yang curam dimanfaatkan optimal dengan gaya bertingkat, membentuk satu ekosistem pondok yang efisien dan menyatu dengan alam.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Tempat Mencari Ketenangan
Kami memang tak sempat bertemu dengan Ustadz Soleh, pengasuh pondok, karena beliau sedang berada di luar kota. Namun, dari suasana pondok dan semangat para santri, sudah tampak jelas bahwa ini adalah tempat untuk mencari ketenangan, tempat ideal untuk menghafal kalamullah tanpa gangguan duniawi.

Berada di lereng gunung, jauh dari pemukiman dan bising kendaraan, santri-santri ini seolah sedang dipisahkan dari dunia agar lebih akrab dengan firman Tuhan. Sebuah metode pendidikan tahfiz yang sangat sejalan dengan cara para ulama dahulu—menyendiri di pegunungan untuk menjaga hafalan dan menata hati.

Bale-Bale, Keheningan, dan Tafakkur
Di salah satu sudut pondok disediakan bale-bale kecil, tempat duduk untuk bersantai. Tapi di tempat ini, santai bukan berarti kosong. Justru dari sini, tafakkur dan dzikir terasa begitu dalam. Dari bale ini, kita bisa memandang jauh ke bawah — area sawah dan pemukiman, dan ke atas — barisan hutan pinus dan kebun rakyat.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Melihat alam dari atas bukit membuat hati terasa kecil, tetapi juga lapang. Seolah pesan yang disampaikan: "Kecilkan egomu, besarkan niatmu menghafal firman Tuhan."

Refleksi: Menyatu dengan Alam, Dekat dengan Al-Qur'an
Perjalanan kami hari itu memberi pelajaran penting. Bahwa kebahagiaan dan ketenangan itu sederhana, tak harus dicari di kafe atau mall. Cukup dengan alam, udara segar, dan lantunan Al-Qur’an, hati bisa pulang pada fitrahnya.

Pondok Tahfiz Madinatul Qur’an di Barucadas menjadi salah satu simbol bahwa ketenangan bukan untuk ditunggu, tetapi untuk dicari dan diciptakan. Bahkan dari tempat yang sunyi, bisa lahir hafidz-hafidzah yang membawa cahaya untuk umat.

Penutup
Semoga Allah memberkahi para pengasuh pondok seperti Ustadz Soleh dan para santrinya. Mereka yang memilih jalan sepi di lereng gunung, bukan untuk lari dari dunia, tapi justru mempersiapkan bekal untuk menerangi dunia dengan Al-Qur’an.

Dan semoga perjalanan singkat kami ke Balekambang dan Madinatul Qur’an menjadi pengingat, bahwa alam dan Al-Qur’an adalah dua sahabat terbaik bagi jiwa yang lelah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun