Mohon tunggu...
Fransisca Ana Susanti
Fransisca Ana Susanti Mohon Tunggu... -

di pertengahan usia 30 an, hidupku semakin berwarna. Semoga juga bisa mewarnai hidup orang lain melalui tulisan tulisanku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Maxine...Aku Ridho..salaman...

25 Mei 2011   06:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:15 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tadi pagi di dalam bus saat perjalanan menuju kantor, walau alunan lagu dangdut koplo yang disetel keras keras oleh pak supir terdengar membahana, pikiran saya  tiba tiba malah mampir pada sebentuk bait lagu anak anak jaman dulu. Coba simak... " ada anak baru, masuk sekolah, pakai kacamata,rambutnya ekor kuda,..siapa namanya? siti rohani. mana rumahnya? jalan kayu jati. nomer berapa? nomer sepuluh. anak siapa? anak ibu guru. " [caption id="attachment_110276" align="alignleft" width="210" caption="clipartguide.com"][/caption] saya tersenyum sendiri. Siti Rohani. hahay....nama yang manis dan sederhana. Waktu itu saya masih SD,sekitar tahun '80 an. Oleh penciptanya ( yang saya tak tahu siapa ) diambil nama Siti Rohani sebagai tokoh lagu. Pada era tersebut nama nama anak belumlah seperti jaman sekarang yang begitu berwarna. Kebanyakan adalah nama nama kedaerahan atau nama Indonesia. Endang, Susanti, Tuti, Yanti, Budi, Eko, Dwi, adalah beberapa di antaranya yang biasa disandang anak anak seangkatan saya. Bila lebih masuk ke pelosok lagi,maka muncul nama nama yang lebih kental berbau daerah asal seperti Slamet, Joko, Bambang,Supri, Siti, Widodo dan seterusnya. Ketika anak saya mulai masuk usia sekolah, saya memasukkannya ke sekolah swasta umum ( tidak berbasis agama ). Di sana saya terpesona oleh nama teman temannya  yang begitu berbeda nuansanya dari angkatan 80 an tadi. Ada Dewa, Zenith, Karel, Aqsa, Hilal,wah...unik unik! Lalu setelah lulus PAUD tadi, dia bersekolah di TK Katholik. Berseliweran lah nama nama yang rata rata berbau Barat yang terselip di antara cerita nya sepulang sekolah. "mami, tadi Owen nakal,..dia disetrap!" atau " mami..ada undangan ulangtahun dari Maxine lho!"..kali lain lagi " horee..aku satu kelompok sama Jorel,Karen, Dave dan Kenneth!" waahhh...perasaan anak saya tidak sekolah di International School ya, tapi kok teman temannya berasa bule sekali! hahahahah.... [caption id="attachment_110274" align="alignright" width="339" caption="ourchurch.com"][/caption] Berbeda pula sewaktu saya main ke rumah ponakan yang bersekolah di SD Islam. Gadis cilik itu ceriwis menceritakan kisah kisahnya di sekolah maupun di TPQ nya. Akhirnya perbendaharaan nama anak pun bertambah lagi dengan rangkaian nama berbau Arab yang sama cantik dan uniknya. Beberapa yang sempat saya rekam adalah Salsabilla, Ridho, Ilham, Nissa, Naura, Nayla, Hanif, Hafiz. Aiihhh....itu masih nama panggilannya lho..belum nama panjangnya. Pasti melantun lebih indah lagi. Mengutip sang pujangga Shakespeare 'what is in a name?' apalah arti sebuah nama? wah ya sebagai orangtua, menamai anak itu krusial sekali. Saya setuju bila memberi nama itu ibarat doa orangtua untuk anak. Baru ketahuan hamil 4 minggu saja, banyak calon orangtua yang sudah sibuk cari nama anak di internet,atau nongkrong berlama lama di toko buku. :D ( saya juga sih..hihihihi ). Berhubung kebiasaan orang Indonesia tidak hanya memberi satu kata saja sebagai nama, melainkan merangkainya hingga lebih dari 3 kata, maka saya yakin,banyak calon orangtua  yang sampai kurang tidur sewaktu merangkai nama anaknya ( lebay,tapi beneran loh, kakak ipar saya mengaku sendiri. hahah). Inspirasi nama tak hanya melulu dari basic agamanya, tetapi juga melebar hingga ke latar belakang orangtua, seperti seorang teman yang sangat cinta seni,memberi nama anaknya Lungit Laksita Asri*,mengandung makna ketangguhan pribadi namun menyejukkan. Atau kala suatu peristiwa besar seperti perpindahan milenium tahun 2000 kemarin, teman kantor menamai anak lelakinya Yogi Nagata**, ada unsur naga emas di dalamnya. Kenang kenangan akan suatu momen hidup dipatrikan juga pada nama anak seperti pada waktu mertua  menamai suami saya Marantika, alih alih sebagai pengagum (alm) Broery Marantika, ternyata itu adalah singkatan dari merantau di kalimantan. hahhaha... [caption id="attachment_110275" align="alignleft" width="300" caption="vaetiquette.com"][/caption] Saya mau berterimakasih kepada mbak Siti Rohani ( mestinya sekarang Siti sudah sebesar saya ya..:) ) yang sudah jadi inspirasi saya menuliskan artikel ini. Semoga nama yang sudah dirangkai indah oleh orangtua untuk anaknya, benar benar menjadi sebuah doa yang terkabul.  Tidak peduli darimana inspirasinya, yang penting apa jadinya anak tersebut. Hai,saya Maxine..saya Ridho...yukkkk kita sepedaan! Notes: Terima kasih kepada *Adi Sari,ibunda Lungit  dan  **Henny Rachmawati ibunda Yogi atas perkenanannya menggunakan nama ananda di tulisan saya. God bless!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun