Mohon tunggu...
MamikSriSupadmi
MamikSriSupadmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Anggota Bank Sampah Desa. Anggota Fatayat Muslimat NU Ranting

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Panganan Klenyem Pengingat Ayem Tentem, Tradisi 10 Awal Ramadhan

20 Maret 2024   17:10 Diperbarui: 20 Maret 2024   17:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://youtu.be/8_0kL-mU9-g?si=M3Q8_M8kOZiCpt4j       

Senang sekali rasanya diawal bulan Ramadhan dengan karunia rahmatnya yang tak terkira sudah kita lalui di 10 awal bulan Ramadhan. Banyak keutamaan yang disarankan saat awal Ramadhan yaitu sungguh sungguh berdoa agar bisa menialankan ibadah puasa Ramadhan sebaik baiknya dan memperoleh rahmad karuniaNya.  Bersedekah juga harus sungguh sungguh dilakukan agar kebaikan nilai sedekah akan memberi kita rasa tentram tak terkira. Masih ingat dengan guru mengaji atau guru agama kita dulu yang memberi ilmu tentang rukun iman dan rukun Islam? 

     Di awal Ramadhan, segala pintu kebaikan harus kita buka dengan mengingat pemberi kunci yaitu guru guru pemberi ilmu dan mereka orang orang sepuh atau tua yang memberi teladan sejati dalam menjalankan ibadah agama Islam.  Kebetulan alm besan mbahKoko dulu adalah guru agama Sekolah Dasar. Mbah Putri dimasa tuanya saat ini banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan di Musholla. Paling senang bercerita dan bercanda dengan anak kecil adalah kenangan dari Koko Guru. Beliau juga paham isyarah isyarah sederhana dalam kegiatan kemasyarakatan sehingga sering diundang atau memimpin acara tertentu dalam lingkungan masyarakat dan terkadang juga di Balai Desa. Kali ini Embah Putri menyempatkan diri membuat panganan sederhana untuk takjil yang berbahan baku singkong atau ketela pendem. 

     Klenyem adalah panganan yang jarang dibuat hanya sesekali saja. Apalagi mbahPutri juga sudah menua. Singkong yang diparut dan diperas untuk menghilangkan rasa getir diberi parutan kelapa dan gula Jawa yang disisir halus untuk isian. Gula Jawa akan lumer saat Klenyem digoreng. Filosofi Klenyem adalah sederhana ayem.  Tak ber mewah mewah dalam menikmati dunia secara berlebihan, kembali ke asal seperti Ketela Singkong yang tumbuh dipendem dalam tanah cukup sebagai pedoman sederhana pengingat tentang bagaimana seharusnya manusia menempatkan diri pribadinya dalam kehidupan agar beroleh rasa ayem tentrem, nyaman dari dalam hati yang bersyukur akan kecukupan. Berterima kasih pada Sang Maha Pemberi dan cintsilah  rawat alam yang hasil buminya mbeti kita penghidupan dan kesejahteraan. 

https://youtube.com/shorts/8wZaFFswIKQ?si=NsXc6JlIMv2SJ8Y1       

     Jangan lupa tradisi Tonjokan atau mendahulukan hantaran sederhana untuk yang dianggap paling tua dalam keluarga besar atau Embahnya. Harapan terbesar adalah agar doa tetua adalah pembuka kunci restu dan tentu saja penghormatan dari yang muda ke yang lebih tua.  Kepada yang sepuh sepuh atau tetua ini adalah wujud ikhlas dan darma bakti kita karena tentu saja tak berharap materi kembali tetapi doa utama, kasih sayang yang terus mengalir adalah cita cita kita dalam mengharap ridhoNya. Sama seperti ibadah Puasa yang kita jalankan bukan? Taat kepada Alloh SWT semata. Semoga bahagia lahir batin yaa. Demikian tradisi sederhana keluarga besar Trah saya sebagai warisan petuah dari Almarhum Koko Guru Agama agar kita bisa benar benar betoleh rahmad lahir batin dari awal puasa Ramadhan ini, 10 hari pertama pembuka pintu bahagia sampai akhir hayat dan masa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun