Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulir Air Mata Alia (Bagian 1)

20 Februari 2018   08:26 Diperbarui: 28 Februari 2018   08:59 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alia tepekur memandang undangan pernikahannya. Ada rasa bangga terselip di benaknya karena kartu undangan tersebut adalah hasil desainnya sendiri. Indra, calon suaminya, tak ikut campur sedikitpun untuk urusan itu. Semuanya diserahkan ke Alia.

"Seleramu bagus, Al! Kamu aja deh yang pilih pernik pernikahan kita. Aku ngikut aja. Nanti kalau butuh ditemani, ibu siap nemani kamu. Oke?", begitu kata Indra kepada Alia.

Hati Alia berbunga-bunga karena merasa dipercaya. Itu artinya dia bebas mewujudkan semua keinginan dan dream weddingnya. Dipilihnya warna baby pink untuk kartu undangan, baju, hingga dekorasi untuk pemberkatan dan gedung resepsi. Calon mertuanya pun setuju dengan semua selera pilihan Alia.  

Calon suami Alia adalah sulung dari dua saudara. Sandy adalah adik perempuan satu-satunya Indra. Menurut Alia, Sandy pendiam, hemat bicara, dan cenderung tertutup. Alia hanya menduga mungkin Sandy sudah terlalu banyak beban pikirannya. Apalagi anak semata wayangnya, Sandra, berkebutuhan khusus. Entahlah apa namanya, mungkin sejenis down syndrom. Alia pun akhirnya tak banyak bertanya kepada Sandy, apalagi urusan pribadi. 

Begitu juga Indra, dia tak pernah bercerita sedikitpun tentang Sandy. Sebenarnya terbersit pertanyaan tentang suami Sandy yang tak pernah terlihat, namun selalu urung tiap kali berhadapan dengan Sandy. Mungkin nanti ada waktu yang tepat, pikir Alia.

Ibu Indra, calon mertua Alia, tak seperti kebanyakan ibu-ibu yang bawel dan cenderung mengatur. Dia serahkan urusan pernikahan kepada keluarga calon menantu. Seluruh keluarga besar Indra pasrah bongkokan kepada keluarga Alia. Hingga hari pernikahannya, nyaris tak ada perselisihan yang terjadi antara keluarga Alia dan Indra. Alia semakin yakin  kalau Indra adalah jodoh yang diberikan dari Tuhan. 

Berulang-kali dia bersyukur atas jalan Tuhan yang terasa ajaib. Apalagi masa perkenalan dengan Indra tidak terlalu lama. Mereka hanya butuh 6 bulan untuk mencapai jenjang pernikahan. Bahkan jarak yang jauh tak kuasa memisahkan keduanya. Alia merasa bahwa Indra adalah jawaban Tuhan yang sempurna atas pergumulan hidupnya selama ini.

***

Hari ini adalah hari bahagia untuk Alia dan Indra. Mereka berdua berjanji di depan altar untuk sehidup-semati dalam suka dan duka. Rona bahagia terpancar dari wajah Alia yang manglingi. Alia tetap semangat menyalami satu per satu tamu yang hadir meskipun kakinya hampir dirasa patah. Indra seperti biasa dengan senyum khasnya, menyapa dan berterimakasih kepada tamu.

Hari itu Alia benar-benar melihat pancaran kebahagiaan hakiki dari kedua orangtuanya dan keluarganya. Mungkin inilah saat yang dinanti mereka, melihat Alia menemukan jodohnya dan menikah. Tatkala mengingat hal itu, Alia lagi-lagi bersyukur dan bersyukur. Tak ada yang lebih membahagiakan hidupnya ketika melihat orangtuanya yang sudah sepuh dan sakit-sakitan kembali tersenyum sumringah. Energi kebahagiaan hari itu sungguh luar biasa.

Alia seolah larut dalam momen kebahagiaan itu. Sementara di salah satu sudut gedung, Sandy hanya diam tanpa kata. Riasan make up tak mampu menutupi kegundahan hatinya. Pikirannya melayang jauh. Gelisah seperti ingin segera beranjak dari tempatnya berpijak. Mungkin cemas karena Sandra tidak bersamanya atau ada hal yang lebih besar dari itu? Tak ada yang tahu. Kehidupan Sandy sungguh sebuah misteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun