Awal tahun 2025 memberikan sinyal darurat sekaligus ancaman bagi perekonomian Indonesia. Hingga saat ini, perekonomian Indonesia menjadi sorotan perbincangan serius dan terus berkelanjutan. Di tengah banyaknya ketidakpastian ini, tentu berdampak pada keberlangsungan hidup di Indonesia yang berada dalam kondisi darurat. Kondisi ini bukan hanya sekadar angka statistik belaka, melainkan terdapat banyaknya kompleksitas masalah yang ditemukan di Indonesia.
Gelombang ekonomi global yang tidak stabil menjadi salah satu faktor dari adanya permasalahan tersebut. Kegiatan perdagangan ekspor yang menurun serta daya beli masyarakat yang mulai melemah menjadi permasalahan yang krusial. Permasalahan ini berdampak pada pemerolehan omzet yang semakin menurun. Â Tidak adanya keseimbangan antara modal dan pemerolehan omzet yang minim, membuat usaha semakin tidak mampu bertahan hingga memutuskan untuk gulung tikar.
Fenomena ini sangat mengancam bagi beberapa perusahaan industri. Banyak pemutusan kerja yang disebabkan lantaran tingginya beban produksi. Ketidakmampuan wajib bayar kepada para krediturnya juga memperburuk kondisi keuangan. Dampak dari pemutusan kerja telah mengakibatkan banyaknya orang memilih untuk alih profesi. Hal tersebut merupakan fenomena yang sudah dianggap biasa, karena tidak ada pilihan lain demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Tidak hanya menimpa perusahaan industri besar, melainkan juga berdampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar lokasi industri. Banyaknya pengusaha kos-kosan, warung makan, dan laundry turut terdampak dari andanya permasalahan ini. Dibangunnya perbelanjaan pasar tradisional menjadi bangunan yang megah dan modern, memberi harapan untuk mendongkrak perekonomian. Akan tetapi, alih-alih justru berbanding terbalik. Pasar-pasar yang telah direkonstruksi seperti halnya Pasar Prambanan ternyata sepi pembeli. Demi keberlanjutan, para pedagang harus menyiapkan strategi kembali untuk mempertahankan usahanya. Segala keluh kesah yang dirasakan menimbulkan ketidakpastian dalam perekonomian.
 Kondisi seperti ini harus segera mendapatkan respons cepat dari berbagai pihak. Pemerintah, masyarakat, dan para pelaku usaha harus saling bekerja sama. Langkah strategis yang dapat dilakukan yakni dapat melalui peningkatan minat pasar domestik, melakukan penataan kembali terhadap banyaknya pasar yang sudah direkonstruksi seperti misalnya, menetapkan ruko lantai satu sebagai kebutuhan pokok makanan dan ruko-ruko pada lantai antas sebagai kebutuhan fashion dan elektronik, memberikan inovasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan nilai ekspor dari produk, serta pemberdayaan UMKM yang akan mendorong pertumbuhan lokal untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Indonesia yang kaya akan destinasi wisata sebagai tempat liburan, juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perekonomian dari sektor pariwisata. Â Tempat wisata alam sekaligus mencakup kuliner khas dan kerajinan lokal, dapat meningkatkan pendapatan daerah. Dengan bantuan sosial media sebagai platform untuk menyebarkan informasi seputar destinasi wisata tersebut, tentu akan berdampak pada jumlah pengunjung dan income yang diperoleh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI