Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bela Negara, Menentukan Masa Depan Indonesia

9 Mei 2017   08:58 Diperbarui: 9 Mei 2017   09:01 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa depan Indonesia ditentukan bagaimana cara pandang rakyatnya pada saat ini. Apakah cara pandang yang merugikan atau menguntunngkan bagi kedaulatan dan keutuhan NKRI? Kementerian Pertahanan telah menggelontorkan program Bela Negara sejak beberapa waktu lalu. Program ini merevitalisasi cara pandang dan bertindak rakyat Indonesia untuk semakin mendarahdagingkan kecintaan terhadap Republik Indonesia melalui seluruh komponen bangsa.

Apakah Program Bela Negara bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari? Jawabnya tentu saja bisa. Implementasi keseharian Bela Negara menunjukkan adanya kebutuhan rakyat Indonesia terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI. Tanpa adanya pembelaan terhadap negara, maka warga negara sulit mencapai cita-cita dan harapan.

Sebuah perusahaan akan mengalami lonjakan produktivitas setelah para karyawan mengikuti program Bela Negara. Mengapa? Karena mereka mendapatkan cara pandang positif bahwa kedaulatan dan keutuhan NKRI bisa digapai jika rakyatnya produktif, sejahtera secara ekonomi, menjaga moralitas sesuai ajaran agama dan adat istiadat dan sebagainya. Itu adalah nilai-nilai kebaikan yang disebarkan para tutor Bela Negara yang notabene adalah prajurit TNI.

Pelatihan Bela Negara senantiasa diawali dengan sentuhan dan siraman psikologis yang menggugah jiwa. Cara ini untuk mendobrak dan merekonstruksi ulang cara pandang yang positif terhadap Indonesia.NKRI adalah harga mati yang menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa untuk menjaganya. Cara pandang yang positif ini menular ke semua lapisan masyarakat, apakah guru, karyawan, buruh pabrik, kelompok eksekutif, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, kelompok agamawan dan sebagainya. Ibarat virus, Bela Negara menjalar ke semua lini kehidupan masyarakat Indonesia.

Penanaman nilai-nilai bela negara tidak sebatas pada aspek pengetahuan (kognitif) semata, melainkan juga aspek psikomotor dan afektif. Kedua aspek terakhir itu didapat melalui interaksi sosial antar masyarakat yang telah "didoktrin" Bela Negara tentang perlu adanya pengembangan diri melalui berbagai aktivitas di lingkungan masyarakat.

Peserta Bela Negara pun diminta lebih mengenal dan menghayati simbol-simbol negara. Dengan begitu, diharapkan akan timbul rasa cinta dan cemburu manakala simbol-simbol negara itu dirusak, dilecehkan atau bahkan ketika negara kita diserang/diinfiltrasi oleh kelompok asing.

Ini menjadi bagian dari penanaman cara pandang positif tentang bagaimana rakyat Indonesia ambil bagian membela kepentingan bangsa dan negara. Pada akhirnya, penanaman ini akan menentukan seperti apa wajah masa depan Indonesia. Sudah tentu kita berharap Indonesia akan semakin kuat dan disegani oleh kawan dan lawan. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun