Mohon tunggu...
malika kirana
malika kirana Mohon Tunggu... -

Cilegon is the best

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wooooooy Pak... Tegaslah & Segera Bebaskan Sandera Itu

15 April 2011   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:47 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah hampir sebulan urusan pembajak Somalia masih belum kelar juga. Kapal Sinar Kudus dan 20 awak kapalnya masih jadi sandera.
Dan kita berulang-ulang disuguhi pernyataan-pernyataan simpang siur gak karuan, yang parahnya justru karena dikeluarkan pihak-pihak yang mestinya berwenang.
Ada apa sih dengan pemerintahan SBY ini?
Berikut pernyataan aneh yang saya catat :

Deputi Kemenko Polhukam, Sagom Tamboen, kepada VIVAnews pada Senin, 11 April 2011, mengatakan bahwa ketika kasus itu mencuat pada Maret lalu, pemerintah langsung bertindaK cepat.
"Pemerintah bukannya lamban. Karena sejak berita itu mencuat pemerintah langsung berkordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan PT. Samudera Indonesia untuk menentukan langkah-langkah yang tepat," ujar Tamboen.
Namun, tambah dia, terdapat beberapa kesulitan yang dihadap pemerintah dalam usaha membebaskan para WNI. Terutama, adalah masalah komunikasi dengan pihak pemerintah Somalia.
Dia mengatakan bahwa diperkirakan saat ini para perompak telah memasuki perairan Somalia. Namun, kordinat tepatnya belum dapat dipastikan. Tamboen menjelaskan bahwa kapal negara lain tidak bisa sembarangan memasuki perairan ini, harus terlebih dahulu meminta persetujuan dari pemerintah Somalia.
"Masalahnya adalah Somalia dianggap sebagai negara gagal dengan pemerintahan yang tidak efektif. Kalau sudah begini, kepada siapa kami meminta izin," ujarnya.

Dan kemarin beberapa media massa (Kompas, Harian Seputar Indonesia) memberitakan hal yang sebaliknya. Dikutip dari Seputar Indonesia :
Thursday, 14 April 2011
JAKARTA– Pemerintah Somalia mengizinkan negara lain, termasuk Indonesia, untuk memerangi perompak.
Penyerangan negara lain atas perompak Somalia berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa 1846 berisi izin bagi negara dan organisasi regional untuk menggunakan semua tindakan yang diperlukan dalam mengatasi perompak Somalia yang ditetapkan pada 2 Desember 2008. Duta Besar Somalia untuk Indonesia Mohamud Olow Barow menegaskan bahwa Presiden Somalia Abdullahi Yusuf Ahmed juga sudah mengirim surat kepada DK PBB untuk meminta negara-negara yang punya kekuatan untuk memerangi bajak laut agar bertindak.
”Pemerintah Somalia mengizinkan negara lain, termasuk Indonesia, untuk memerangi bajak laut, bukan hanya di lautan bahkan bila perlu sampai di darat. Kami membolehkannya,” kata Dubes Barow dalam konferensi pers di Jakarta kemarin. Menurut dia, setidaknya ada sembilan negara yaitu Kanada, Denmark, Amerika Serikat, India, Prancis, Rusia, Spanyol, Belanda, dan Inggris serta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sudah mengirimkan kapal dan pesawat perang mereka ke perairan Somalia untuk mengamankan transportasi di sana.
”Mereka (perompak) adalah mafia internasional. Uang yang didapat bukan hanya dinikmati perompak itu sendiri, tapi kelompok lain di luar Somalia yang menyediakan para perompak radio dan peralatan navigasi untuk mencari kapal,” ungkapnya. Pernyataan Dubes Barow merespons penyanderaan perompak Somalia terhadap Kapal MV Sinar Kudus dan 20 anak buah kapal (ABK)-nya pada 16 Maret 2011.
Jadi aneh buat saya, jika sejak 2008 Resolusi PBB itu sudah keluar, dan fakta bahwa di Indonesia pun terdapat Kedubes Somalia, plus pernyataan terbuka mereka bahwa ijin itu otomatis diberikan (bahkan sampai serangan darat!) --catatan : di Kompas bahkan disebutkan mereka siap membantu data intelejen dsb-- maka sebetulnya apa yang sudah dikerjakan pemerintah?
Mengapa 11 April yang berarti 22 hari sejak peristiwa pembajakan, Deputi Menhankam masih mengatakan "harus minta ijin pada siapa"???
Jelas sekali terlihat penanganan yang sangat lamban, dan tidak terkoordinasi dalam kasus pembajakan ini.
Lebih jauh kemarin, diberitakan pernyataan-pernyataan yang terkesan "menakut-nakuti" untuk sebuah upaya operasi militer.
Dikatakan kita harus berhati-hati, dengan menyebutkan ditembaknya sandera dari Korea, dan juga Amerika
Bila kita telusuri data di internet tentang kasus terbunuhnya sandera oleh pembajak somalia, satu kasus yang mencuat memang tertembaknya 4 sandera Amerika Serikat dalam upaya pembebasan
Kasus ini cukup ramai dikritik di media negara paman Sam. Dan memang kasus itu perlu dipelajari, mengapa bisa sampai terjadi penembakan sandera, yang menurut data justru sangat tidak lazim terjadi dilakukan Pembajak Somalia.
Dalam kasus Korea, data internet justru menunjukkan sebaliknya. Operasi militer yang dilakukan Korea berhasil menewaskan 8 pembajak dan membebaskan 22 awak kapal Korea yang ditahan, tanpa ada korban tewas di antara sandera tersebut.
Sungguh menyebalkan rasanya melihat bagaimana pemerintah kita saat ini begitu lamban menangani penyanderaan warna negaranya oleh entitas asing yang baik secara Internasional maupun dari nasional Somalia sendiri sudah dinyatakan sebagai penjahat internasional
Tidak tahu malu, mungkin itu tepatnya predikat yang pantas disematkan pada pemerintah kita sendiri, ketika melihat negara tetangga kita yang selama ini kerap bersitegang dan menunjukkan aroma persaingan dalam unjuk kekuatan (apapun, mulai dari ekonomi, militer sampai sepakbola) secara terbuka "menyindir" kekuatan tempur kita dengan menawarkan bantuan untuk memebebaskan warga negara kita dari pembajak Somalia.
Anda mungkin lupa, tetapi sayangnya saya tidak bisa melupakan bagaimana derasnya kecaman masyarakat Negara tetangga itu pada 2 tentara kita yang dikabarkan lari dari pertempuran di Libanon dengan naik taksi.
Anda bisa mencarinya di youtube atau di forum-forum dan pastinya masih akan membaca bagaimana tentara kita disebut pengecut, kabur dari pertempuran, banci, dsb. Dan saat inipun itu terulang lagi ketika masyarakat Malaysia ramai mengatakan "Jika Tentara Indon terlalu Pengecut, ATM bersedia membebaskan sandera."
Jadi, pemerintahan apa sih yang kita bangun sekarang ini?
Kapan kita harus menunggu lahirnya pemerintahan yang kuat dan berwibawa? Yang tidak mudah dilecehkan negara lain, atau bahkan negara tetangga? Yang tidak gemar membohongi rakyatnya? Dan sampai kapan kita harus menunggu saudara kita, sesama warga negara Indonesia bisa terlindungi dengan baik keamanannya oleh pemerintah kita sendiri?
Nunggu keluarnya album ke-empat?
Mati aja loe!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun