Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membeli Mangga Obral 5.000-an, Malu?

30 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 30 Oktober 2020   10:46 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mangga buah yang manis adalah buah-buahan yang disukai masyarakat Indonesia (satubanten.com)

Kami melihat suatu makanan-non bahan pengawet, jika jenisnya buah-buah dengan kualitas atau mutu yang sudah menurun dengan harga yang sekelas 5 ribuan tadi masih bisa kami tolerir. Kenapa? Karena buah memang begitu mudah melayu jika tidak disimpan di dalam fresher atau tidak segera laku terjual. Bahkan banyak jenis buah yang jika dua hari tidak terjual kondisinya memang sudah tidak menarik lagi. Seperti mangga, pisang, dan yang lainnya. Karena memang secara alami jika buah-buahan tersebut diletakkan di tempat terbuka dan suhunya relatif panas maka buah-buahan tersebut terlihat pucat dan tidak menarik lagi.

Padahal, buah-buahan yang terlihat tidak menarik lagi karena terlalu lama tidak laku, bisa jadi memang tidak diberikan obat pengawet buah. Anda tentu masih ingat, ada beberapa buah apel yang sempat membuat polemik karena ketika diteliti mengandung pengawet. Secara sengaja pihak-pihak produsen, distributor dan pedagang eceran mencelupkan buah-buahan tersebut ke dalam cairan pengawet agar buah tersebut terlihat segar. Padahal jika ditinjau dari segi kesehatan, tentu buah tersebut bisa memberikan efek tidak baik bagi tubuh. 

Banyak penelitian ilmiah yang menjelaskan bahwa produk makanan yang diberikan bahan pengawet-misalnya formalin, justru berbahaya bagi tubuh konsumennya, seperti kanker dan penyakit berbahaya lainnya.

Tidak malu membeli buah-buahan murah, asal sehat

Jika melihat kondisi buah yang kami beli yang sekitar 80-90% kondisinya, tentu membeli buah tersebut tidak menjadi persoalan. Bahkan jika dibandingkan dengan buah yang nampak selalu fresh padahal buah-buahan tersebut sudah telalu lama, maka kita perlu curiga. Jangan-jangan buah-buahan tersebut diberi formalin. Kecuali jika kita membeli dari petani atau pedagang kecil yang sekali berdagang sehari pula langsung habis, atau penjualnya meletakkan di ruangan dingin atau di dalam lemari pendingin, maka amat jarang mereka menggunakan bahan pengawet.

Bagi kami, buah-buah yang masih layak konsumsi tersebut tidak serta merta membuat mental kami jatuh, minder atau rendah diri. Lantaran yang membelinya pun banyak. Apalagi jika melihat konsumen rata-rata emak-emak, tentu mereka membeli karena ingin menghemat uang belanja atau anggap saja memang berkocek tipis.

Namun, yang perlu digaris bawahi adalah, buah jenis apapun konsumen harus selalu berhati-hati. Apalagi buah tersebut mencurigakan dengan kondisi yang tetap kencang dan mulus meskipun berhari-hari dipajang di pinggir jalan. Sedangkan kita sedikit yakin buah-buahan tersebut aamn lantaran memang kondisinya alami seperti buah pada umumnya yang tidak segar lagi. 

Asalkan buah itu masih bagus dagingnya, maka tidak perlu ragu untuk membelinya lantaran masih layak dikonsumsi.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun