Mohon tunggu...
MALIA FRANSISCA
MALIA FRANSISCA Mohon Tunggu... Dosen - Berdakwah dengan berbagai macam cara salah satunya adalah dengan sebuah tulisan

@scholarshop

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Workshop Course Design on Higher Education

7 Maret 2021   21:36 Diperbarui: 7 Maret 2021   21:54 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki dosen dengan kemampuan beragam merupakan harapan bagi seluruh perguruan tinggi untuk memberikan rating terkait bidang SDM Pendidikan dan Pengajaran. Setiap instansi berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut, termasuk IAIN Purwokerto. Setiap tahun, IAIN Purwokerto mengadakan Workshop Design on Higher khusus para calon dosen maupun dosen tetap yang sudah mengajar di sana namun belum mengikuti workshop ini. Workshop ini bersifat wajib sebagai bekal sebelum menransfer ilmunya ke mahasiswa. Bekal ini harus dimiliki dengan tujuan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Workshop ini berlangsung selama 3 hari, dengan durasi acara mulai pukul 08.00 hingga 16.00. "Karena ini workshop, maka jangan heran jika nanti banyak tugas yang harus dikerjakan." Ujar Pak Suwito.

Dr. H. Suwito, M.Ag., dan Dr. H. Rohmad, M.Pd., yang menjadi narasumber dalam workshop tersebut, sangat antusias memberikan materi sehingga kami para peserta pun ikut antusias mengikuti workshop tersebut. Meskipun workshop dilaksanakan mulai pagi hingga sore hari, namun para peserta tetap enjoy mengikuti rangkaian acara sampai selesai. Materi yang disajikan dalam workshop tersebut ada 4 poin besar: materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. 

Pertama, Materi Pembelajaran yang diberi istilah Concept Map. CM ini dilakukan dengan cara brain storming dengan mahasiswa terkait mata kuliah yang akan diajarkan dosen dan dipelajari mahasiswa. Setelah mendapatkan tema yang sebanyak-banyaknya, maka langkah selanjutnya adalah menglasifikasikan tema-tema tersebut menjadi tema mayor dan minor. Kalau sudah dipetakan tema mayor dan minor, maka ambil tema mayor sekitar 12-14 untuk dijadikan tema dalam setiap perkuliahan. Setelah itu, ubah tema mayor tersebut ke dalam bentuk gambar (visualisasi). Jika sudah dalam bentuk gambar, maka beri relasi dari seluruh tema mayor menggunakan garis penghubung. Setelah itu beri label (bunyi) relasi tersebut dengan menggunakan redaksi: terdiri dari, merupakan, memiliki, meliputi, berkaitan dengan, dan masih banyak lagi label (bunyi) yang bisa digunakan untuk membunyikan hubungan tema satu dengan lainnya.

whatsapp-image-2021-03-02-at-15-45-26-6044cac78ede484e5c4275a2.jpeg
whatsapp-image-2021-03-02-at-15-45-26-6044cac78ede484e5c4275a2.jpeg
Kedua, Tujuan Pembelajaran atau lebih dikenal dengan istilah Learning Objective. LO ini terdiri dari 4 poin penting yang terkumpul dalam kata ABCD, yaitu: Audience, Behavior, Condition dan Degree. Dalam LO, harus ada audience dalam hal ini adalah mahasiswa. Dalam LO, juga harus ada Behavior yang diambil dari kata kerja operasional minimal C3 untuk tingkatan mahasiswa yaitu sudah pada tahap menerapkan. Kata kerja operasional ini diambil dari taksonomi Bloom. Dalam LO, juga ada Condition yang artinya keadaan tertentu dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran itu dengan jelas ditentukan. Redaksi yag dipakai dalam Condition ini seperti: setelah berdiskusi, setelah membaca referensi, dan lain-lain. Yang terakhir, dalam LO harus ada yang namanya Degree. Degree ini digunakan untuk menentukan batas kriteria/level capaian pembelajaran. Redaksi yang dipakai seperti: minimal 75% dari teori yang telah dipelajari, minimal 2 perspektif tokoh linguistik, dan lain sebagainya. Jadi, LO ini jika dibunyikan dan merupakan integrasi antara poin ABCD ( boleh urut atau tidak, namun lebih baik urut supaya sistematis) seperti "Mahasiswa mampu menelaah teori linguistik setelah berdiskusi minimal 2 perspektif linguis yang telah dipelajari." Mahasiswa sebagai Audience, mampu menelaah sebagai Behavior, teori linguistik sebagai materi/tema, setelah berdiskusi sebagai Condition dan minimal 2 perspektif linguis sebagai Degree.

Ketiga, Strategi Pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan strategi yang efektif dan efisien supaya tujuan pembelajaran tercapai. Strategi Pembelajaran yang dianggap paling efektif dan efisian adalah strategi pembelajaran aktif. Artinya, mahasiswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Strategi Pembelajaran Aktif ini seperti: Card Sort, Snow Ball, The Power of Two, dan lain-lain. Strategi klasik yang masih digunakan hingga detik ini adalah ceramah. Strategi pembelajaran dengan metode ceramah ini banyak yang mengatakan kurang efektif karena peserta didik dalam hal ini adalah mahasiswa kurang terlibat dalam proses belajar karena mereka hanya mendengar penjelasan dari dosen sebagai pendidik di tingkat perguruan tinggi. Sehingga metode ceramah yang semacam ini harus dikembangkan dalam bentuk ceramah interaktif. Ceramah interaktif ini diawali dengan menyajikan sebuah kasus kepada mahasiswa, lalu padukan dengan gambar/slide, lalu mahasiswa dilibatkan dalam metode ceramah tersebut, seperti menanyakan kepada mereka kasus apa yang ada dalam gambar, bagaimana cara mengatasi kasusyang seperti itu, apa penyebab kasus itu terjadi, dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa diajukan kepada mahasiswa supaya mereka terlibat dalam metode ceramah tersebut. Keempat, Evaluasi Pembelajaran. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan memberikan soal saat ujian yang sudah terukur semuanya, baik dari segi materi, tujuan dan skoring.

Semoga bermanfaat....

Purwokerto, 1-3 Maret 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun