Fasilitator datang dari Kanada, Australia, Swedia, dan tim EI-AP. Metode pelatihan dibuat interaktif dan kolaboratif tidak ada peserta yang duduk diam. Setiap sesi menantang kami untuk merenung, berdialog, dan mengekspresikan gagasan tentang masa depan pendidikan.
"Pendekatan pembelajaran JTF sangat interaktif dan reflektif," ujar Lailatul Musyarofah. "Kami tidak hanya belajar teori, tapi juga menelaah nilai-nilai kepemimpinan yang humanis dan setara."
PGRI Jadi Sorotan
Dalam forum itu, PGRI mendapat kesempatan istimewa untuk mempresentasikan dua topik utama: "Keterlibatan Guru Muda dalam Kepengurusan" dan "Digitalisasi Keanggotaan."
Kedua tema ini mencerminkan wajah baru organisasi guru di Indonesia. Sejak 2021, PGRI melakukan union renewal pembaruan organisasi melalui transformasi digital dan pelibatan generasi muda dalam kepengurusan.
Presentasi kami disambut antusias. Beberapa peserta mencatat dan menanyakan bagaimana sistem digital keanggotaan dibangun, bagaimana rekrutmen anggota muda dilakukan, dan bagaimana PGRI menjaga semangat gotong royong di era digital.
Organisasi guru dari Malaysia, National Union of the Teaching Profession (NUTP), bahkan menyatakan ketertarikan untuk melakukan studi tiru. "Azizan dari NUTP sudah menyampaikan langsung niatnya kepada kami," ujar Wijaya, tersenyum bangga.
Lebih dari sekadar teknis, perhatian peserta juga tertuju pada nilai-nilai perjuangan yang kami bawa---tentang advokasi, kesejahteraan, dan bantuan hukum bagi guru yang menghadapi masalah di lapangan.
Bara yang Tak Padam