Nama saya Makripuddiin, S. Pd. Mengajar di SMA Negeri 1 Kuripan
Setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak banyak hal dipelajari dan dibagi bersama rekan-rekan sejawat, mulai dari pengimbasan praktik baik dengan rekan sejawat, terkait peran dan nilai guru penggerak.
Dengan kemandirian yang sudah menjadi bagian peran dan nilai guru penggerak, saya terus belajar dan mengembangkan diri. Seperti mengikuti kelas menulis dan sudah membuat beberapa buku antologi, dan sedang menyusun buku solo, maka menulis sudah menjadi hobi baru, yaitu aktif menulis di blog pribadi dan blok kompasiana.Â
Kebiasan ini kemudian saya tularkan kepada murid-murid saya, dan respon dari mereka sangat positif ditandai dengan beberapa murid sudah mahir dalam menulis, seperti menulis artikel, cerpen, puisi dan naskah film.
Ada yang menarik yang akan saya bagi lewat tulisan singkat ini, sebagai seorang guru, Â tugas yang saya jalani ini tidak mudah, namun saya sadar esensi kita sebagai manusia yang berguna. Ketika kita benar-benar mengerti arti dari keberadaan kita. Sebagai guru tidak jarang kita menemukan kendala dalam mendidik dan mengajar, namun dengan ketulusan dan memahami makna dari sebuah pengabdian kita mampu menemukan solusi terhadap setiap permasalahan.
Kali ini saya akan berbagi praktik baik, terkait peran dan nilai guru penggerak yang berpihak kepada murid. Kisah saya kali ini saya akan bercerita tentang murid saya yang mengalami kebutuhan khusus.Â
Namanya Ananta Pratama, murid ini tidak bisa berkomunikasi dengan jelas, hal ini sudah dialami sejak dia lahir, dengan kondisi yang dialami oleh Ananta, tidak jarang dia di bully sama teman sekelasnya sejak dia duduk di sekolah dasar. Sempat mengutarakan niat ingin pindah ke kelas  yang lain dan lebih parahnya ingin berhenti sekolah. Membuat saya tidak bisa tinggal diam, dan harus bisa membantu dia keluar dari masalahnya.
Langkah yang saya lakukan adalah membantu Ananta untuk bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya, kemudian menyampaikan kepada teman sekelasnya untuk saling menghargai, menghormati dan memiliki sikap empati yang tinggi kepada sesama.
Alhasil sekarang anak ini sudah tidak minder lagi dan sudah berani tampil di depan temannya dengan caranya dan kelebihan yang dimilikinya. Dan yang paling penting teman-teman sekelasnya sudah bisa menerima dan tidak membulinya lagi.
Setiap anak pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, tugas gurulah yang menutupi kekurangan itu dan murid diberi kesempatan untuk belajar, sesuai dengan kesiapan, minat dan profilnya.
Wassalamualaikum.wr.wb.kth.