Mohon tunggu...
noto bongso
noto bongso Mohon Tunggu... -

Mari Kita Jujur walaupun itu sulit paling tidak kita menghargai orang yang jujur dan berharap seperti itu. Mudah-mudahan kejujuran itu memperbaiki diri kita dan lebih luas lagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jokowi di Kereta Api

19 November 2013   12:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Desember 2010 saya naik kereta api ekonomi dari stasiun Jatinegara dengan tujuan Surakarta. Saya tidak kaget dengan kondisi kereta khas ekonomi saat itu. Penuh sesak, dan saya tak dapat tempat duduk. Berdiri,  atau kalau ada tempat lowong di selasar saya duduk untuk mengurangi rasa penat terlalu lama berdiri. Pedagang berlalu lalang menjajakan barang dagangan dengan menghimpit saya. Hati saya berbisik…inilah Indonesia, mungkin PT. KAI akan rugi kalau kereta api dibuat rapi dan tertib. Kalau penumpang yang diangkut sesuai tempat duduk pasti PT. KAI rugi, satu gerbong hanya ada seratusan penumpang, jika dikali 8 gerbong kurang dari 1000, padahal kita tahu harga tiket KA Ekonomi murah meriah. Tentu saya tidak menghitung biaya operasional KA ekonomi. Ya hanya kira-kira saja. Oleh karena itu saya maklum dengan kondisi KA ekonomi waktu itu.

Sudah 2 tahun ini kondisi kereta api khususnya KA ekonomi berubah signifikan. Penumpang dijamin mendapat tempat duduk. Bahkan setiap gerbong dipasang AC. Tiket dijual online. Sampai detik ini saya belum mendengar berita kalau PT. KAI merugi karena kebijakan ini. Tentu kita harus berterima kasih kepada Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan. Atas upaya kerja keras beliau perkeretaapian di Indonesia menjadi moda transportasi umum yang mengedepankan pelayanan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Carut marut kondisi kereta api yang dulu terjadi sekarang ini mulai diurai dan diselesaikan. Kios-kios di stasiun-stasiun yang telah mengganggu aktivitas penumpang perlahan tapi pasti dihilangkan. Stasiun-stasiun yang dulu kumuh dan dipenuhi pedagang yang membuat kepala pusing sekarang menjadi lega dan lebih nyaman. Niat yang kuat dari beliau selaku direktur utama telah berhasil membawa perubahan yang signifikan. Dahlan Iskan selaku menteri BUMN tidak ragu untuk member nilai 8 pada PT KAI dibawah komando Pak Jonan.

Walaupun banyak kemajuan yang sudah dicapai PT. KAI akhir-akhir ini, saya sebagai salah satu pelanggan PT. KAI ingin memberi  masukan kepada PT KAI sebagi berikut :

1.Pada kereta api jarak jauh masih ditemukan penumpang yang merokok di dekat sambungan gerbong yang tampaknya petugas PT. KAI masih kurang peduli dengan hal ini. Penertiban dengan upaya tegas tentu akan bermanfaat untuk mendidik kedisiplinan para penumpang yang merokok. Saya bermimpi PT. KAI menjadi pelopor bertransportasi tanpa asap rokok.

2.Sebaiknya PT. KAI memasang pengeras suara di masing-masing gerbong untuk memberitahu penumpang mengenai tempat pemberhentian minimal 2 menit sebelum kereta berhenti. Hal ini tentu dapat membantu penumpang mempersiapkan diri dan barang bawaan. Sering kali kita sebagai penumpang harus mencari tahu sendiri posisi kereta dan sering tergesa-gesa saat turun di stasiun tujuan.

Saya yakin PT. KAI akan segera merespon apa yang saya sampaikan dalam tulisan ini karena Pak Jonan memiliki niat yang kuat untuk terus memajukan PT. KAI. Saya melihat niat yang kuat untuk membuat perubahan ini sama persis dengan apa yang dilakukan Pak Jokowi. Beda dengan Pak Jokowi yang selalu menjadi sorotan media, liputan mengenai Pak  Jonan jelas kalah kelas dengan kemunculan Pak Jokowi di media. Tentu kita maklum karena Pak Jokowi adalah anggota salah satu partai politik yang menjadi gubernur di ibu kota Negara dan selalu dikaitkan dengan capres 2014.

Tapi kualitas untuk membawa kemajuan antara keduanya saya rasa sama, maka tidak ragu saya katakana bahwa Pak Jonan adalah Jokowi di Kereta Api.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun