Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Fakta Sejarah Perang Perbatasan India-Tiongkok Tahun 1962 (5)

29 Juni 2020   16:30 Diperbarui: 29 Juni 2020   16:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi dari youtube.com

Menurut peneliti dan pengamat sejarah, sat itu banyak pihak yang tidak memahami apa tujuan Tiongkok dari serangan balik di perbatasan Tiongkok-India, bahwa dengan mengatakan megapa Tiongkok memenangkan pertempuran dan mundur. Orang-orang inilah yang tidak begitu memahami tujuan Tiongkok sesungguhnya apa tujuan dan maksud dari serangan balik di perbatasan Tiongkok-India.

Tetapi Mao Zedong mengatakan, ini adalah pertempuran politik militer atau politik pertempuran militer. Apa artinya?

Untuk mencapai tujuan politik dari keseluruhan keadaan pada saat itu, dimana secara keseluruhan lingkungan Tiongkok pada waktu itu memerlukan kestabilan wilayah baratnya.

Pada saat itu dalam keadaan normal menjamin kehidupan seorang prajurit di Tibet akan sama dengan menjamin kehidupan 7 prajurit di dalam negeri Tiongkok lainnya, jika terjadi perang menjamin kehidupan seorang prajurit di perbatasan akan menjadi 10 kali lipat lebih.

Selain itu pasokan untuk bahan bakar, amunisi secara jangka panjang juga tidak terjamin, jika terjadi berkepanjangan akan sangat merugikan Tiongkok.

Setelah menerima instruksi dari pemerintah pusat, Zhang Guohua berpikir sepanjang malam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.


Hari berikutnya dia berkata, saya memang memikirkan gencatan senjata, tetapi saya tidak berharap itu begitu cepat, dan saya berpikir tentang mundur, tetapi saya tidak berpikir sejauh ini, menunjukkan bahwa kita masih tidak bisa mengimbangi pikiran pusat.

Dia kemudian meminta agar artileri India, mobil dan tank yang berhasil dirampas harus ditata dan rapihkan, dibersihkan, diisi dengan minyak (bahan bakar), dan ditandatangani oleh perwakilan dari pihak India untuk menerimanya. Ini juga secara ketat mendesak pasukan Tiongkok untuk tidak menyembunyikan segala sesuatunya dari hasil rampasannya dan tidak menyergap.

Fan Yurong juga menceritakan, pada saat itu, para pasukan mengatakan bahwa mereka tidak dapat memahami apa yang diinginkan oleh instruksi itu. Mematuhi perintah itu adalah harga mati bagi prajurit.

Pada saat itu, di Dirang Dzong, di sebuah bendungan besar tentara Tiongkok diperintahkan mengatur semua tank secara berurutan, sepanjang jalan, bahan bahan bakar di dalam tank harus dipenuhkan, dan amunisi harus dimasukan dalam tank, yang rusak direparasi. Sebenarnya ketika diserahkan dan dilepaskan, mereka bisa saja memasuki pertempuran lagi. Dua puluh senjata dibundel bersama, dan mobil harus diisi bahan bakar, dan semua persediaan ini dijajar rapih.

Kita semua bisa melihatnya. Segera setelah itu, semua tawanan India dikembalikan ke pihak India. Menurut para veteran, tentara kita  (Tiongkok) memperlakukan para tawanan perang dengan ketat sesuai dengan disiplin organisasi, tidak hanya merawat mereka yang cedera, tetapi juga menyediakan kegiatan hiburan setiap hari untuk memastikan pasokan makanan mereka cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun