Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengenal Shandong, Kapal Induk Buatan Domestik Tiongkok Pertama

28 Desember 2019   07:40 Diperbarui: 28 Desember 2019   15:55 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal induk terbaru China yang diberi nama Shandong ketika meninggalkan pelabuhan Dalian tempatnya diciptakan. Kapal yang diklaim produksi dalam negeri itu secara resmi ditugaskan pada Selasa (17/12/2019).(Imaginechina via South China Morning Post)

Pada 17 Desember 2019, kapal induk buatan domestik pertama Tiongkok resmi masuk dalam jajaran alutsista AL-PLA, upacara serah terima diadakan di San-Ya Pelabuhan Militer di Pulau Hainan, Tiongkok Selatan.

Sumber: CGTN & Chinanews.com
Sumber: CGTN & Chinanews.com
Presiden Tiongkok, Xi Jinping hadir dalam upacara serah terima kapal induk kepada AL-PLA. Dalam upacara tersebut, Presiden Xi menyerahkan "Bendera Negara dan Sertifikat" dengan nama resmi dari kapal

Kapal induk ini dengan resmi diberi nama "Kapal Induk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok -Shangdong- Dengan Nomor Lambung 17", sedang kapal induk Liaoning dengan "Nomor Lambung 16."

Kapal induk ini sebelumnya melintasi Selat Taiwan, berlabuh di San-Ya, pelabuhan militer di Pulau Hainan, Tiongkok Selatan dan resmi masuk dalam jajaran alutsista AL-PLA.

Kapal induk ini dinamai "Shangdong" kemungkinan karena di buat galangan kapal di Provinsi Shandong, di kemudian hari kemungkian kapal induk berikutnya bisa saja dinamai Laut Taiwan, Laut China Selatan, Guangdong, Fujian, dan provinsi bagian selatan Tiongkok.

Ini merupakan langkah maju signifikan dalam ambisi Tiongkok untuk menjadikan AL negaranya menjadi kelas dunia.


Sebelum masuk dalam jajaran alutisista AL-PLA, kapal induk "Shandong" telah melakukan uji coba laut sejak Mei 2018, sudah menjalani uji coba 19 bulan, setengah tahun lebih lama dari masa uji coba yang diperlukan untuk Liaoning, ini menunjukkan tantangan teknis yang signifikan.

Kapal induk Shandong masih menggunakan tenaga konvensional dan bukan tenaga nuklir, merupakan kapal induk kedua di armada AL Tiongkok. Kapal induk pertama adalah Liaoning, kapal era Soviet "Varyag" yang dibangun kembali, dibeli dari pemerintah Ukraina pada 1998.

(baca: Mengintip Perkembangan Teknologi Kapal Induk Tiongkok Dalam Rangka Menangkal AL-AS)

Liaoning dan Shandong menggunakan jalur lompat ski (ski jump) di ujung dek penerbangan untuk meluncurkan pesawat, teknologi yang relatif lebih tua dibandingkan dengan teknologi "ketapel" yang disukai AL-AS.

Pesawat yang diluncurkan dengan sistem ketapel dapat mengudara lebih cepat dan dengan jumlah bahan bakar dan amunisi yang dapat dimuat pesawat lebih besar, memberi mereka keuntungan lebih daripada pesawat Tiongkok, yang mengandalkan kekuatan pesawat sendiri ketika lepas landas dari jalur lompat ski.

Kembali untuk membicarakan lokasi pelayanan kapal induk, termasuk kapal perusak besar yang diperuntukkan untuk menjaga keamanan di laut. Dan kapal induk ini berpangkal di San-Ya, tapi ini tidak selalu menjaga keamanan dimana kapal ini berada, melainkan juga menjaga keamanan di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Dalam dunia militer pada zaman sekarang melakukan pertempuran utama di medan perang, dan di masa depan akan selalu berdasarkan pada komando dari pos komando pimpinan. Maka jaringan deploitasi dari kapal induk akan juga termasuk untuk wilayah LTS.

Selain itu mengingat negara Tiongkok dengan garis pantai yang panjang, terutama LTS yang luas dan memiliki kedalaman beberapa kilometer. Daerah laut ini sangat cocok untuk pelatihan kapal besar seperti kapal induk.

Untuk gugus kapal induk yang membawa pesawat untuk take-off landing, atau kapal selam yang menyelam di setikarnya dan formasi satuan kapal-kapal pengawalan dapat menjauh darinya, ini merupakan kondisi yang sangat baik.

Selain itu mendeploitasi gugus kapal induk di LTS Tiongkok nampaknya berharap dapat memainkan peran menjaga kedaualtan yang diakui sebagai wilayah kedaulatannya.

Kapten dan Komisaris Politik Kapal Induk "Shandong"

Sumber: Line Today
Sumber: Line Today
Kapten kapal dan Komisaris politik pertama pada kapal induk ini, ditunjuk Lai Yijun sebagai kapten kapal dan Pang Jianhong sebagai komisaris politik.

Kolonel Lai Yijun lulus sebagai perwira angkatan laut, Akademi Kapal Dalian. Dia pernah menjabat sebagai kapten kapal pemeliharaan rudal, kapten batalion kedelapan AL Tiongkok Timur, Armada Pemeliharaan Kapal, dan terpilih sebagai komandan pasukan yang luar biasa dari militer PLA.

Komisaris Politik Kolonel Pang Jianhong, komisaris politik pertama dari kapal induk, pernah menjabat sebagai komisaris politik Armada Xi'an dari Armada Beihai dan direktur politik detasemen kapal pendukung perang.

Laporan publik menunjukkan bahwa Pang Jianhong mengorganisir singa naga, derek perang, dan kegiatan lainnya untuk merayakan Festival Musim Semi Tahun Naga pada 2012.

Sekelumit Speksifikasi Kapal Induk Shandong

Kapal induk Shandong ini dilengkapi dengan sistem tenaga konvensional (Boiler + Steam Turbin) sebagai berikut:

  • Panjang kapal: 314,86 m ; Lebar: 74,98 m ; Tinggi: 10,97 m ; Bobot: Standar 55.000 -- Max.70.000 ton.

    Propulsi: Diasumsikan: pengaturan turbin uap konvensional yang melibatkan unit diesel untuk penjelajahan dan turbin gas untuk aksi pelepasan berkecepatan tinggi yang menggerakkan tenaga hingga 4 buah poros di bawah buritan.

    Konfigurasi keseluruhan mirip dengan kapal Liaoning, dilengkapi dengan dek lepas landas, hingga 15 pesawat tempur, dan helikopter peringatan dini/helikopter anti-kapal selam Z-18 dan helikopter lainnya. Total dapat memuat 40 pesawat.

Termasuk pesawat jet tempur J-15 serba guna kelas menengah dengan berat lepas landas 32,5 ton dengan jangkauan terbang 3.500 km, yang memiliki 12 titik gantungan eksternal untuk membawa 9 rudal jarak pendek, 12 rudal jarak menengah Thunderbolt udara-ke-udara, bom udara - ke darat berpandu preisisi KD-88, dan rudal, bom serta amunisi lainnya dengan daya muat total 8 ton.

Sumber: youtube/CCTV Video News Agency
Sumber: youtube/CCTV Video News Agency
Meskipun muatan take-off J-15 terbatasi karena masih menggunakan pelucuran lompat ski dan tidak bisa lepas landas dengan bahan bakar penuh, namun J-15 dengan sistem pengisian bahan bakar mitra untuk menyelesaikan masalah ini.

Sistem pengisian bahan bakar mitra yang disebut adalah dengan meluncurkan J-15 lain dengan membawa pod untuk pengisian bahan bakar di udara setelah J-15 lepas landas.

Meskipun pada kapal induk Shandong tidak dilengkapi dengan peluncuran ketapel, sehingga tidak memungkin pesawat fixed wings (sayap tetap) AWACS (peringatan dini) berbabsis kapal induk, namun telah dilengkapi dengan helikopter Z-18 peringatan dini dan Anti-Kapal Selam.

Berkat peningkatan signifikan ini, kapal induk kedua jauh lebih kuat. Sebagai contoh, kapal induk Shandong dapat membawa 36 jet tempur J-15, dibandingkan dengan 24 J-15 yang diangkut Liaoning, menurut laporan China Central Television pada bulan Agustus.

Pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa secara total kapal akan dapat mengangkut 40 pesawat, termasuk helikopter Z-9 dan pesawat peringatan dini KJ-600.

Sumber: popularmechanics.com
Sumber: popularmechanics.com
Menurut pengamatan konfigurasi standar Shandong dapat memuat pesawat sebagai berikut:
  • 24 J-15 Fighter
  • 3 J-15D EW Fighter
  • 6 Z-18F ASW Helicopter
  • 4 Z-18Y AEW&C Helicopter
  • 2 Z-18A VIP Transport Helicopter
  • 1 Z-8JH Medical Helicopter
  • 2 Z-9S Rescue Helicopter

navyrecognition.com
navyrecognition.com
Meskipun Kapal Induk Shandong ini masih banyak kekurangannya, namun sebagai kapal induk buatan domestik Tiongkok yang pertama dan dapat dengan cepat masuk dalam jajaran AL-PLA Tiongkok, membuat para perwira AL menjadi sangat gembira, dan perhatian pengamat alutsista militer.

Karena pada dasarnya Shandong masih bisa menggunakan J-15, dan tipe yang ditingkatkan sebagai jet tempur berbasis kapal induk, sehingga menyebabkan para pengamat dan penggemar analis militer tidak terlalu mengkhawatirkan.

Karena peluang J-20 yang baru dan J-31 yang masih terus dikembangan seperti J-31B yang bisa take-off landing secara vertikal, akan bisa dimuat dan digunakan di kapal induk ini.

Perbedaan Kapal Induk Liaoning dan Shandong

Pertama-tama, perbedaan terbesar adalah konsep desain. Seperti diketahui Liaoning adalah hasil modifikasi dari kapal jelajah kelas berat era Soviet "Varyag", sedang Shandong dirancang dari awal sesuai dengan standar kapal induk.

Sebagai contoh kapal penjelajah berukuran sedang "Varyag" dilengkapi dengan 12 rudal anti-kapal Granit P-700 (NATO menamai SS-N-19 Shipwreck) yang berada di bawah dek di tengah haluan, yang mengambil banyak ruang di bawah geladak, dan srtruktur ini tidak dapat sepenuhnya diubah ketika dimodifikasi menjadi Liaoning, jadi dihapuskan.

Sumber: missilededfenseadvocacy.org + wap.eastday.com + chinapower.csis.org
Sumber: missilededfenseadvocacy.org + wap.eastday.com + chinapower.csis.org
Kapal induk Shandong secara alami tidak tunduk pada kendala seperti itu. Desain mekanisme lebih cocok untuk persyaratan operasional penerbangan yang dibutuhkan oleh operator, dan memperoleh ruang yang lebih besar untuk pesawat berbasis kapal induk.

Selain itu, kapal Shandong dan Liaoning juga memiliki beberapa penampilan yang terlihat berbeda. Banyak pemerhati alutsista militer yang membahas hal ini.

Sebagai contoh, yang paling jelas adalah bahwa anjungan kapal dari kapal Shandong lebih pendek dari pada kapal Liaoning, dan tingginya telah meningkat. Anjungan kapal induk Shandong memiliki satu jembatan lebih dari kapal Liaoning. Panel radar di anjungan itu juga memiliki posisi dan gaya yang berbeda.

Yang dimaksud anjungan kapal adalah tipe bangunan yang berada di sisi geladak kapal induk. Di antara kapal induk yang beroperasi, sebagian besar anjungan berada di sisi kanan geladak, termasuk jembatan kapal induk, ruang kontrol dek penerbangan, jembatan pesawat, dan berbagai kabin kerja lainnya.

Ini adalah pusat komando dan kontrol kapal induk. Melalui perbandingan, kita dapat melihat perbedaan pulau kapal Shandong lebih kecil dari anjungan kapal Liaoning.

Anjungan Shandong sekitar 10 persen lebih kecil dari Liaoning, yang menyediakan ruang dek tambahan;  fitur sistem radar AESA S-band Type 346 canggih. Airwing-nya diperkirakan sedikit lebih besar dari Liaoning, menampilkan sekitar 8 pesawat tambahan.

Shandong memiliki pengaturan internal yang lebih baik dioptimalkan daripada Liaoning. Shandong dibatasi enam hari di laut sebelum mengisi bahan bakar, yang mirip dengan Liaoning.

Di antara dua kapal induk, anjungan kapal dari kapal Liaoning memang besar. Alasannya harus dikaitkan dengan fakta bahwa itu karena dimodifikasi dari kapal penjelajah, pulau kapal penjelajah tidak hanya bertanggung jawab untuk navigasi dan lepas landas pesawat serta pendaratan pesawat pada kapal. Ada juga sebagai kabin khusus yang bertanggung jawab untuk kontrol senjata laut-ke-laut, udara-ke-udara dan serangan darat skala besar.

Sedang kapal induk biasa tidak memerlukan ini, terutama bertanggung jawab hanya untuk navigasi dan perintah kontrol pesawat berbasis kapal induk. Fungsinya relatif terpusat, dan ruang yang dibutuhkan secara alami jauh lebih kecil.

Pada Shandong ketika mendesain anjungan navigasi dipertimbangkan untuk sekecil mungkin, karena pengurangan anjungan navigasi bisa meningkatkan area parkir pesawat, yang dengan sedirinya akan lebih memperbesar jumlah gerakan pesawat untuk keluar, tetapi kemampuan untuk menggerakan pesawat ditentukan kemampuan berapa banyak pesawat yang bisa diparkir di permukaan kapal ketika kembali.

Seperti kapal Liaoning, anjungan kapal Shandong masih dilengkapi dengan radar array empat sisi, tetapi posisi dan gayanya sedikit berbeda. Dapat dilihat bahwa radome pada kapal Liaoning adalah busur cembung, sedangkan kapal Shandong datar.

Sumber: Ilustrasi sinodefense.com + scmp.com
Sumber: Ilustrasi sinodefense.com + scmp.com
Detail ini menunjukkan bahwa yang terakhir memiliki kinerja pendinginan radar yang lebih baik, karena membutuhkan radome melengkung untuk membantu menghilangkan panas.

Radar 346A kapal Shandong harus dikatakan lebih baik daripada radar kapal Liaoning karena sepenuhnya digital, dan kapal Liaoning masih terlihat seperti itu.

Radar di kapal Shandong adalah radar phased array yang bertahap, mirip dengan radar pada kapal perusak 052D yang ditingkatkan, yang dapat mencari target udara dan laut 360 derajat, ini untuk menutupi kekurangan dari pesawat peringatan dini yang tidak dapat take-off landing pada kapal tersebut.

Bobotnya lebih besar dari pada yang ada di kapal perusak 052D, karena susunan pelatnya lebih besar, ada lebih banyak peluang/sensor di dalamnya, dan jarak deteksi akan lebih besar.

Namun sebenarnya, radar array bertahap ini bukanlah konfigurasi standar kapal induk. Kini yang banyak digunakan dalam operasi kapal induk dunia tidak menggunaka radar semacam tersebut, juga tidak pada kapal induk Nimitz-class.

Kapal induk Tiongkok memilih untuk memasang radar array bertahap untuk mengimbangi kekurangan dek pendek yang tidak memungkinkan memuat pesawat peringatan dini berbasis kapal induk sebagai penditeksi penting. Dipasangnya radar semacam ini untuk dapat memberikan kemampuan persepsi yang lebih baik untuk pembentukan formasi kapal induk.

Mengenai kapal induk domestik kedua Tiongkok yang akan ditugaskan di masa depan, banyak pemerhati alutsista militer percaya bahwa itu akan sepenuhnya lepas dari pengaruh kapal Liaoning dan Shandong tidak lagi menggunakan metode lepas landas ski. Dan ini mengadopsi metode lepas landas deck dan ketapel besar yang diharapkan banyak pemerhati alutista militer.

Dengan sistem disebut di atas ini, tidak hanya akan mempersingkat waktu lepas landas pesawat berbasis kapal induk secara signifikan, tetapi juga membantu kapal induk dapat memungkinkan lepas landas dan mendaratkan pesawat peringatan dini bersayap tetap, pesawat perang elektronik khusus, pesawat anti-kapal selam sayap tetap.

UAV berukuran besar dan menengah dan platform tempur berbasis informasi lainnya, menambah jumlah formasi gugus kapal induk. Meningkatkan kemampuan tempur berbasis infromasi (perang elektronik), meningkatkan radius tempur kapal induk dan peringatan dini.

Selain itu, jumlah armada sayap pesawat berbasis kapal induk akan jauh melebihi jumlah kapal Liaoning dan Shandong, sedangkan sebagai kapal induk penyerang diperlukan untuk dapat memuat pesawat tempur berbasis kapal induk sedikitnya 60 pesawat kelas berat. Jadi bisa mengguna J-15 yang generasi ke-4 dikombinasikan dengan pesawat tempur generasi ke-5, J-20 dan J-31 (J-31B).

Di mana pesawat J-15 dapat membawa sejumlah besar rudal udara-ke-darat dan laut. Pesawat tempur generasi ke-5 dapat digunakan keunggulannya yang siluman untuk melakukan operasi penerobosan garis lawan dan oeprasi bedah.

Dengan bergabungnya Kapal Induk Shandong, telah mengantarkan AL-PLA Tiongkok memilki gugus tempur dua kapal induk, yang dapat diselesaikan hanya dalam sepuluh tahun.  Maka banyak pengamat yang percaya gugus tempur ketiga tidak akan terlalu jauh akan terwujud.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

[1], [2], [3], [4], [5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun