Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tekanan Keras dan Lunak AS terhadap Iran, Bisakah Berhasil?

14 Agustus 2018   17:38 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:29 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimulai pada 8 Mei tahun ini, sejak Donald Trump mengumumkan pengunduran dirinya dari kesepakatan nuklir Iran, kontes kebijakan luar negeri dan serangan verbal antara AS dan Iran tidak pernah berhenti untuk sesaat pun.

(baca tulisan penulis 26 Juni 2018 lalu  Strategi Baru AS terhadap Iran dan Kebijakan Timur Tengahnya )

Kini tampaknya pedang Democles telah tergantung di atas kepala Iran siap untuk ditebangkan ke lehernya. Pada 7 Agustus lalu, babak pertama sanksi AS terhadap Iran dimulai, menandai dimulainya pemerintahan Trump secara praktis memperketat kembali jerat yang telah diletakkan di sekitar leher Teheran.

Saat ini, yang menjadi perhatian masyarakat internasional adalah apakah intrik antara AS dan Iran berkembang ke arah pembicaraan damai atau menuju ke arah perang.

Seruan AS terkini: Anyone doing business with Iran will not be doing business with the US! (Siapa pun yang berbisnis dengan Iran tidak boleh berbisnis dengan AS!)

Pada 7 Agustus, setelah Presiden AS Donald Trump membuat ancaman kuat di Twitter, AS akhirnya memainkan "bola keras" untuk sanksi ekonomi terhadap Iran.

Sumber: twitter.com/realdonaldtrump
Sumber: twitter.com/realdonaldtrump
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih AS pada 6 Agustus, sanksi untuk kali ini akan melarang Iran menggunakan USD, dan akan melarang semua perdagangan mobil, logam, dan mineral, termasuk emas, baja, batu bara, dan aluminium.

Dihadapkan dengan sanksi yang ditrapkan kembali AS ini, Presiden Iran Hassan Rouhani tidak gentar, dan membuat tanggapan yang keras.

Rouhani mengatakan: Saya percaya bahwa jika kita dapat bersatu bersama, kita dapat dengan cepat membuat Amerika menyesali perbuatan mereka.

Rouhani mengatakan Iran masih dapat mengandalkan Tiongkok dan Rusia untuk menjaga sektor minyak dan perbankannya tetap bertahan, dan juga menuntut kompensasi selama beberapa dekade "intervensi" AS di negaranya. Demikian ABC News melaporkan.

Sejak 8 Mei, ketika AS secara sepihak mengumumkan penarikan dirinya dari kesepakatan nuklir Iran, konflik antara AS dan Iran secara bertahap terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun