Sepulang dari Pandeglang Book Party kemarin, kepada rekan di sana, aku pinjam empat buku: dua nuansa filsafat Fahrudin Faiz, satu esai unik Gus Dur dan kumpulan carpen Puthut Ea founder-nya Mojok.com. Seminggu nanti harus dikembalikan.
Betapa mudahnya pinjam dan ternyata tidak mudah menyempatkan waktu membaca di sela runtinitas yang lumayan padat. Satu haru targetku dua buku. Kalau benar konsisten, 4 buku bukanlah hal mustahil untuk diselesaikan.
Masalahnya ialah, punya komitmen ternyata membebani. Ada saja yang harus diabaikan dan itu buku Ihya-nya Imam Ghazali yang baru halaman 800, tinggal 400 halaman lagi selesai.
Mau bagaimana, tadinya aku pikir, mudah ah, cuma per buku 200 halaman semuanya jadi 1000 halaman. Seminggu bukan waktu yang pendek. Ternyata merasa semuanya lama juga tak selamanya menentramkan. Â
Hari ini, Sebelum Filsafat-nya Fahrudin Faiz baru halaman 75 dengan Tuhan Tidak Perlu Dibela-nya Gus Dur baru pembuka, apa iya empat buku bisa rampung? Semua masih mungkin selama mau konsisten. Walau tubuh rasanya seperti tertusuk sembilu, perih dan cukup demam. Hem, kuat pokoknya.
Seperti kata Mbah-nya Filosof yakni Socrates, hidup yang tidak teruji itu hidup yang tidak berharga. Simpulnya, kalau kamu ingin hidupmu punya warna dan arti, sederhana caranya: jalani episode hidupmu dengan penuh kesadaran.
Hari ini mungkin banyak masalah mendera kamu. Kesulitan mencekik pun hal yang membuat kamu galau di buatnya. Sampai ada saat di mana kamu merasa lelah, putus dengan asa dan kamu merasa sendiri.
Atau kamu merasa diasingkan oleh lingkunganmu. Merasa apa yang kamu lakukan tak berharga. Merasa tak dihargai, kamu ingin dipahami tapi lingkungan memberi kebisuan. Demikian, betapa semua memusingkan harimu.
Terus, apa yang akan kamu lakukan dengan kenyataan tersebut? Tetap menyalahkan orang atau mencari kambing hitam atas semua penyesalan takdirmu itu. Atau kamu punya usaha menghadapinya dengan kepala tegak, bibir tersenyum dan tatapan percaya diri.
Kamu berkata," Ini masalahku. Tak ada orang yang punya andil merusak hariku. Apa pun yang terjadi, duniaku akan cerah dengan pikiran putihku!"